Jumat, 16 Oktober 2015

BAGAIMANA MENCAPAIKAN CITA CITA BANGSA INDONESIA

INDONESIA memiliki CITA CITA yaitu PANCASILA.......

Sudah berapa persenkah cita cita itu tercapai ?????

Bagaimana mencapainya ?????

46 komentar:

  1. Assalamualaikum wr.wb pak
    Saya M.Rifqi Ulwan Hamidin (04011381419183)
    Dari kelas 4 MKDU FK unsri
    Sudah berapa persenkah cita cita itu tercapai ?
    Menurut saya sekitar 60-70 % dikarenakan masih tingginya tingkat penyimpangan pada sila kedua (Kemanusiaan yang adil dan beradab) di Indonesia , Pada sila kedua kita diajarkan untuk bersifat :
    a. Mengakui persamaan derajat, hak, dan kewajiban asasi setiap manusia tanpa membedakan.
    b. Mengembangkan sikap tenggang rasa.
    c. Menyadari bahwa kita mempunyai hak dan kewajiban yang sama
    d. Memperlakukan manusia sesuai harkat dan martabatnya.
    e.
    Sila Kedua Pancasila, Kemanusiaan yang adil dan beradab; mengajak masyarakat untuk mengakui dan memperlakukan setiap orang sebagai sesama manusia yang memiliki martabat mulia serta hak-hak dan kewajiban asasi. Dengan kata lain, ada sikap untuk menjunjung tinggi martabat dan hak-hak asasinya atau bertindak adil dan beradap terhadapnya.
    Namun dalam kenyataannya banyak orang menuntut sesuatu yang bernama “Hak Asasi Manusia” tanpa memperhatikan atau melakukan “Kewajiban Asasi Manusia”. Contoh penyimpangan sifat dari sila kedua :

    A.Korupsi
    Tingginya tingkat korupsi di Indonesia dapat menyebabkan kesenjangan masyarakat di indonesia dalam arti yang kaya akan semakin kaya dan yang miskin akan semakin miskin. Ini diakibatkan penyimpangan pengunaan uang negara (Pajak) karena Pengawasan yang kurang atau tidak maksimal, serta adanya oknum-oknum tertentu yang tidak peduli dengan keadaan masyarakat indonesia .Tinggainya angka korupsi di Indonesia juga dapat dipengaruhi dari hukuman yang tidak sepadan dan tidak pasti pada pelaku (Koruptor).
    B. Perlakuakuan yang tidak sama dimata hukum
    C. Tingginya tingkat kriminalitas
    Contohnya
    - Pembunuhan yang marak terjadi pada anak dibawah umur
    - Pelecehan seksual pada wanita dan anak dibawah umur
    -
    Bagaimana mencapainya ?
    Untuk mencapai atau meningkatkan persentase cita-cita rakyat Indonesia pada sila kedua dapat dilakukan dengan cara meningkatkan hukuman bagi yang melanggar terutama pada kasus – kasus diatas , peningkatan pengawasan pada pengeluaran uang negara, dan kebebasan bagi hakim untuk memutuskan hukuman pada pelaku penyimpangan sila tersebut , kebebasan dalam arti tidak adanya faktor eksternal maupun internal yang dapat menpengaruhi pengambilan keputusan.

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. Kelompok 3 (Sila ke 3) Grup MKDU 4 Fakultas Kedokteran UNSRI
    Nama: Saraswati Annisa
    NIM: 04011381419196

    Sila ke 3 Pancasila yang berbunyi "Persatuan Indonesia" mempunyai maksud mengutamakan persatuan atau kerukunan bagi seluruh rakyat Indonesia yang mempunyai perbedaan agama, suku, bahasa, dan budaya. Sehingga dapat disatukan melalui sila ini, berbeda-beda tetapi tetep satu atau disebut dengan Bhineka Tunggal Ika. Persatuan Indonesia mengutamakan kepentingan dan keselamatan negara ketimbang kepentingan golongan pribadi atau kelompok seperti partai. Hal yang dimaksudkan adalah sangat mencintai tanah air Indonesia dan bangga mengharumkan nama Indonesia. Sila ini menanamkan sifat persatuan untuk menciptakan kerukunan kepada rakyat Indonesia.
    Arti dan Makna Sila ke 3:
    1. Nasionalisme.
    2. Cinta bangsa dan tanah air.
    3. Menggalang persatuan dan kesatuan Indonesia.
    4. Menghilangkan penonjolan kekuatan atau kekuasaan, keturunan, dan perbedaan warna kulit.
    5. Menumbuhkan rasa senasib dan sepenanggungan.

    Sudah berapa persenkah cita-cita itu tercapai?
    Berdasarkan hasil diskusi kelompok kami, keberhasilan pencapaian cita-cita sila ke 3 sekitar 50-60% karena masih banyak orang yang belum sadar tentang arti persatuan dan kesatuan, masih banyak orang yang berkonflik, tawuran, perang suku, dan sebagainya yang membuktikan bahwa Indonesia masih belum bersatu. Salah satu contoh pelanggaran sila ke 3 yaitu lepasnya Timor Timur dari NKRI yang sekarang memakai nama Portugis "Timor Leste" sebagai nama resmi negara mereka, banyaknya aliran sesat yang muncul, dan terbentuknya Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang bertujuan memerdekakan Papua bagian barat dari Indonesia.

    Bagaimana cara mencapainya?
    Agar persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia dapat terwujud maka haruslah ada rasa toleransi diantara setiap warga masyarakat di Indonesia. Sikap dan rasa toleransi inilah yang membawa sebuah negara menjadi sejahtera dan damai. Kita satukan banyak orang yang memiliki latar dan sifat yang beragam untuk meraih persatuan. Perasaan senasib, serasa, sependeritaan pun dapat mempererat persatuan. Dengan kesamaan rasa orang akan berpikir orang lain adalah bagian dari hidupnya dan muncul rasa untuk saling menolong. Persatuan juga akan muncul jika kita memiliki rasa saling memiliki, contohnya saja kita merasa memiliki Negara Kesatuan Republik Indonesia. Apabila negara kita direbut atau diancam pastinya sebagai warga negara tidak terima dan akan bersatu melawannya.
    Selain itu, kita juga harus:
    1. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
    2. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan.
    3. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
    4. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
    5. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
    6. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
    7. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

    BalasHapus
  4. Kelompok 2 Grup 4 MKDU Fakultas Kedokteran UNSRI
    Nama : Yudistira Wardana
    NIM : 04011381419192

    Indonesia memiliki cita-cita yang luhur yang tercantum pada kelima sila pancasila.
    1. Ketuhanan Yang Maha Esa
    2. Kemanusiaan dan adil dan beradab
    3. Persatuan Indonesia
    4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
    5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

    Pada kesempatan ini, saya akan mengupas cita-cita bangsa Indonesia dari sila ke-2, kemanusiaan yang adil dan beradab.

    Sudah berapa persenkah cita-cita dari sila ke-2 itu tercapai?
    Menurut hasil diskusi kelompok yang berlangsung beberapa hari yang lalu, kami sepakati bahwa baru 75-80% yang tercapai. Mengapa demikian? Hal ini dikarenakan masih banyaknya pengamalan-pengamalan butir-butir pancasila sila ke-2 yang dapat kita
    lihat penyimpangannya. Butir-butir sila-2 adalah sebagai berikut :
    (1) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
    (2) Mengakui persamaan derajad, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturrunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
    (3) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
    (4) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
    (5) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
    (6) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
    (7) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
    (8) Berani membela kebenaran dan keadilan.
    (9) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
    (10) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.

    Dapat kita simpulkan bahwa sila ke-2 mengajak masyarakat untuk mengakui dan memperlakukan setiap orang sebagai sesama manusia tanpa mementingkan RAS, warna kulit, ataupun sosial ekonominya.
    Dapat dikatakan, ada sikap untuk menjunjung tinggi martabat dan hak-hak asasinya atau bertindak adil dan beradap kepadanya.


    Di Indonesia masih sering kita jumpai dan dengar pembudakan dan juga perkelahian antar suku. Tidak hanya itu, perkelahian Agama juga beberapa kali terjadi di Indonesia, yang terakhir terjadi adalah saat lebaran idul fitri 2015 di Papua. Hal ini sangat tidak mencerminkan sila ke-2. Walaupun mayoritas masyarakat Indonesia saling toleransi dan saling menyayangi, diakui teman-teman Malaysia, namun tidak menutup kemungkinan hal-hal yang menyimpang dari butir-butir pancasila sila ke-2 terjadi.


    Apa upaya yang dapat kita lakukan untuk mencapai cita-cita sila ke-2 hingga 100% ? Mencapai angka 100% tidaklah mudah. Setidaknya mencapai angka 95%. Hal termudah yang dapat kita lakukan untuk mencapai cita-cita sila ke-2 adalah dengan mengembangkan jiwa toleransi. Cara mudah untuk mengembangkannya adalah dengan 3M, yaitu :
    1. Menghormati hak dan kewajiban orang lain
    2. Memelihara kebaikan (menunjukan empati terhadap orang lain)
    3. Menghargai orang lain sebagaimana kita ingin dihargai

    BalasHapus
  5. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  6. Kelompok 1 (Sila ke 1) Grup MKDU 4 Fakultas Kedokteran UNSRI
    Nama: Nadia Mutiara
    NIM: 04011381419181

    Sila pertama dari Pancasila Dasar Negara NKRI adalah Ketahuan Yang Maha Esa. Kalimat pada sila pertama ini tidak lain menggunakan istilah dalam bahasa Sansekerta ataupun bahasa Pali. Banyak diantara kita yang salah paham mengartikan makna dari sila pertama ini. Baik dari sekolah dasar sampai sekolah menengah umum kita diajarkan bahwa arti dari Ketahuan Yang Maha Esa adalah Tuhan Yang Satu, atau Tuhan yang jumlahnya satu. Jika kita membahasnya dalam bahasa Sansekerta ataupun Pali, Ketahuan Yang Maha Esa bukanlah Tuhan yang bermakna satu.
    Arti dari Ketahuan Yang Maha Esa bukanlah berarti Tuhan Yang Hanya Satu, bukan mengacu pada suatu individual yang kita sebut Tuhan Yang jumlahnya satu. Tetapi sesungguhnya Ketahuan Yang Maha Esa berarti Sifat-sifat Luhur atau Mulia Tuhan yang mutlak harus ada. Jadi yang ditekankan pada sila pertama dari Pancasila ini adalah sifat-sifat luhur atau mulia, bukan Tuhannya.
    Makna sila ini adalah :
    1) Percaya dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-maisng menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
    2) Hormat dan menghormati serta bekerjasama antara pemeluk agama dan penganut-penganut kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup.
    3) Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing
    4) Tidak memaksakan suatu agama atau kepercayaannya kepada orang lain.
    5) Frasa Ketahuan Yang Maha Esa bukan berarti warga Indonesia harus memiliki agama monoteis namun frasa ini menekankanke-esaan dalam beragama.
    6) Mengandung makna adanya Causa Prima (sebab pertama) yaitu Tuhan Yang Maha Esa.
    7) Menjamin peenduduk untuk memeluk agama masing-masing dan beribadah menurut agamanya.
    8) Negara memberi fasilitas bagi tumbuh kembangnya agama dan dan iman warga negara dan mediator ketika terjadi konflik agama.
    9) Bertoleransi dalam beragama, dalam hal ini toleransi ditekankan dalam beribadah menurut agama masing-masing.

    Sudah berapa persenkah cita-cita itu tercapai?
    Berdasarkan hasil diskusi kelompok kami, keberhasilan pencapaian cita-cita sila ke 1 adalah 80% , karena 20% dari 100% adalah orang orang yang tidak mempunyai agama dan orang yang beragama hanya sebagai status di KTP (kartu tanda penduduk).

    Bagaimana cara mencapainya?
    Agar sila ke 1 dapat terwujud sesuai tujuannya yaitu “Ketahuan Yang Maha Esa berarti Sifat-sifat Luhur atau Mulia Tuhan yang mutlak harus ada” salah satunya melalui bidang pendidikan. Sebenarnya masih banyak bidang yang dapat mencapai terwujudnya sila pertama. Melalui pendidikan dapat dilatih dari pendalaman pelajaran agama disekolah-sekolah , salah satu misalnya setiap mau mulai pelajaran dibiasakan untuk membaca kitab suci alquran yang merupakan kitab suci agama islam, begitu juga agama-agama lainnya sesuai kepercayaan masing-masing.

    BalasHapus
  7. Kelompok 3 Grup 4 MKDU Fakultas Kedokteran UNSRI
    Nama: Esya Puteri Oktaregina
    NIM : 04011381419168

    Sila ketiga yang berbunyi “Persatuan Indonesia” adalah merupakan suatu sila yang bermaksud dan bertujuan untuk menyatukan seluruh rakyat Indonesia. Bhinneka Tunggal Ika yang berarti walaupun berbeda tetapi tetap satu. Sila ini untuk meningkatkan rasa bangga kita terhadap bangsa ini karena perbedaan yang sangat beragam dan indah lalu bersatunya Rakyat Indonesia untuk memajukan dan mensejahterakan Negara Indonesia.
    Butir/isi sila “Persatuan Indonesia” adalah sebagai berikut :
    1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
    2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan.
    3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
    4) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
    5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
    6) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
    7) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
    Dengan memegang teguh prinsip yang harus dijunjung tinggi yakni “Bhinneka Tunggal Ika”. Yang berarti : berbeda – beda tetapi tetap satu jua. Inilah Semboyan dan prinsip yang dipegang rakyat Indonesia dalam melangsungkan hidupnya. Dengan adanya semboyan ini diharapkan rakyat Indonesia dapat menghargai setiap perbedaan yang ada tanpa menimbulkan suatu konflik atau pertentangan.

    Sudah berapa persenkah cita-cita sila ke-3 itu tercapai?
    Menurut hasil diskusi kelompok yang berlangsung beberapa hari yang lalu, kami sepakati bahwa baru 60% yang tercapai. Karena masih banyaknya masyarakat yang belum sadar arti dari persatuan itu sendiri. Seperti tawuran antar pelajar, perpecahan wilayah, konflik antar suku, kelompok, lembaga dan pejabat pemerintahan.

    Apa upaya yang dapat kita lakukan untuk mencapai cita-cita sila ke-3 hingga 100% ?
    Upaya yang dilakukan untuk mencapai cita-cita sila ke-3 menjadi 100% tidaklah mudah, akan tetapi dapat dimulai dari hal yang kecil. Melakukan tindakan positif dan menjauhi tindakan negatif serta memberikan hukuman bagi yang melanggar aturan agar menimbulkan efek jera.
    Sikap positif terhadap sila ketiga :
    1. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa
    2. Ikut serta dalam pelaksanaan pembangunan
    3. Mempertahankan dan mengisi kemerdekaan
    4. Mencintai produk dalam negeri
    5. Menjunjung tinggi budaya bangsa Indonesia
    6. Menghargai perbedaan (suku, ras, agama)
    - Mencintai Tanah Air (nasionalisme)
    - Menciptakan persatuan dan kesatuan

    Sikap negatif terhadap sila ketiga:
    1. Membenci Tanah Air (kurangnya Nasionalisme)
    2. Ikut melaksanakan pembangunan
    3. Tidak mau mengisi dan mempertahankan kemerdekaan
    4. Lebih senang menggunakan produk dalam negeri
    5. Tidak mau berkorban demi Negara
    - Suka memecah belah suatu kelompok
    - Lebih menyukai budaya bangsa asing yang bertentangan dengan budaya Indonesia
    - Tidak menerima perbedaan (suku, ras, agama)

    BalasHapus
  8. Kelompok 5 Grup 4 MKDU Fakultas Kedokteran UNSRI
    Nama : Fadhila Khairunnisa
    NIM : 04011381419171

    Berdasarkan diskusi kelompok kami,
    Persentase keberhasilan pencapaian sila ke-5 Pancasila sekitar 55%. Karena, walau telah terlihat banyak kemajuan, masih banyak cela pada setiap aspek.
    Contohnya:
    - Dalam bidang hukum, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia yang merupakan sila ke-5 Pancasila masih banyak yang belum tercapai. Sebagai contoh, ketidakadilan hukum dimana koruptor yang sudah merugikan negara bertriliun-triliun rupiah diganjar 9-10 tahun penjara, sedangkan maling kerbau di daerah dihukum hingga puluhan tahun, bahkan ada pula yang dipukuli sampai mati.
    - Dalam bidang agama, masih kurangnya toleransi dan solidaritas antar umat beragama dan tidak menghargai agama-agama lain, seperti kasus pembakaran masjid yang terjadi di Papua beberapa bulan yang lalu. Dan belum adilnya aparat dalam penanganannya.

    Upaya untuk meningkatkan menjadi 100%:
    -Lewat pendidikan: Semenjak kecil anak didik bisa diajarkan untuk menerapkan nilai-nilai sila ke-5 seperti gotong royong, saling membantu, sikap adil dengan tidak membeda-bedakan teman berdasarkan ras,suku atau apapun.
    -Meningkatkan sikap adil terhadap sesama, dengan tidak mendiskriminasi seseorang atau kelompok yang berbeda dari kita.
    -Menghormati hak-hak orang lain, yaitu memberikan peluang orang lain dalam mencapai hak, dan tidak berusaha menghalang-halangi hak orang lain. Perbuatan seperti mencuri arta orang lain, menyiksa, merusak tempat peribadatan agama lain, adalah contoh-contoh tidak menghormati hak orang lain.

    BalasHapus
  9. Nama : Trisa Andami
    Nim : 04011381419167
    Kelompok 4 Grup 4 MKDU

    Pancasila sebagai dasar Negara Indonesia sudah mulai tergeser fungsi dan kedudukannya pada zaman modern ini. Sebuah sila dari Pancasila yang hampir tidak diterapkan lagi dalam demokratisasi di Indonesia yaitu Sila ke-4 Pancasila berbunyi ”kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam perwusyawaratan perwakilan”.

    Sila ke-4 merupakan penjelmaan dalam dasar politik Negara, ialah Negara berkedaulatan rakyat menjadi landasan mutlak daripada sifat demokrasi Negara Indonesia.Disebabkan mempunyai dua dasar mutlak, maka sifat demokrasi Negara Indonesia adalah mutlak pula, yaitu tidak dapat dirubah atau ditiadakan.

    Berkat sifat persatuan dan kesatuan dari Pancasila, sila ke-4 mengandung pula sila-sila lainnya, sehingga kerakyatan dan sebagainya adalah kerakyatan yang berke-Tuhanan Yang Maha Esa, yang berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang berpersatuan Indonesia dan yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
    Binatang banteng (Latin:Bos javanicus) atau lembu liar merupakan binatang sosial, yang sama halnya dengan manusia . Pertama kali dicetuskan oleh Presiden Soekarno dimana pengambilan keputusan yang dilakukan bersama (musyawarah), gotong royong, dan kekeluargaan merupakan nilai-nilai khas bangsa Indonesia.

    Sila ke 4 pancasila yang berbunyi " Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan" memiliki makna yaitu :
    1. Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat
    2. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain
    3. mengutamakan budaya, bermusyawarah dalam mengambil keputusan bersama
    4. Bermusyawarah sampai mencapai konsesus/kata mufakat diliputi dengan semangat kekeluargaan.

    Sila ke-4 yang mana berbunyi “kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan”.Sebuah kalimat yang secara bahasa membahasakan bahwa Pancasila pada sila ke 4 adalah penjelasan Negara demokrasi. Tidak hanya itu, sila ini menjadi banyak acuan dari setiap langkah pemerintah dalam menjalankan setiap tindakannya.
    Kaitannya dengan arti dan makna sila ke 4 adalah sistem demokrasi itu sendiri.Maksudnya adalah bagaimana konsep demokrasi yang berarti setiap langkah yang diambil pemerintah harus ada kaitannya dengan unsur dari, oleh dan untuk rakyat. Disini, rakyat menjadi unsur utama dalam demokrasi. Itulah yang seharusnya menjadi realita yang membangun bangsa.

    Sudah berapa persenkah cita - cita itu tercapai?
    Berdasarkan hasil diskusi kelompok kami (kelompok 4) keberhasilan tercapainya cita cita pancasila sila ke 4 sudah tercapai sebesar 65%, Pada saat ini,Pancasila sebagai dasar negara Indonesia sudah semakin tergeser dari fungsi dan kedudukannya dalam era demokrasi ini. Hal ini dikarenakan kurangnya kesadaran dari bangsa Indonesia terhadap landasan/dasar Negara dan hukum yang ada di Indonesia ini. Contohnya sekarang banyak warga masyarakat yang belum terpenuhi hak dan kewajibannya dalam hukum, para wakil rakyat yang merugikan negara dan rakyatnya, masyarakat yang tidak mengormati peraturan yang dibuat oleh pemerintah, Kasus kecurangan pada pemilu, banyaknya keputusan-keputusan lembaga hukum yang tidak sesuai dengan azas untuk mencapai mufakat sehingga banyak masyarakat yang merasa dirugikan, lebih mementngkan kepentingan pribadi daripada masyarakat, timbulnya perilaku KKN, dll.

    Bagaimana cara mencapai terwujudnya sila ke 4 pancasila?
    Salah satu cara untuk mencapainya ialah:
    1. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai dari hasil musyawarah.
    2. Mengeluarkan pendapat dan tidak boleh memaksakan kehendak orang lain.
    3. Mencintai tanah air dan menjunjung rasa persatuan
    4. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan,hak, dan kewajiban yang sama.
    5. Memperoleh kesejahteraan yang dipimpin oleh perwalian.
    6. Ikut serta dalam pelaksanaan pembangunan.
    7. Mempertahankan dan mengisi kemerdekaan.

    BalasHapus
  10. Nama: Ulfa Mutia
    NIM: 04011381419177
    Kelompok 3 Grup 4 MKDU Fakultas Kedokteran UNSRI

    Sila ke-3 Pancasila berbunyi “Persatuan Indonesia”. Persatuan yang dimaksud meliputi makna persatuan dan kesatuan dalam arti ideologis, politik, ekonomi, sosial budaya, dan keamanan. Nilai persatuan ini dikembangkan dari pengalaman sejarah bangsa Indonesia yang didorong untuk mencapai kehidupan kebangsaan yang bebas dalam wadah negara yang merdeka dan berdaulat. Faktor persatuan merupakan faktor dinamis dalam kehidupan bangsa Indonesia.
    Persatuan Indonesia bertujuan untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa, serta mewujudkan perdamaian dunia yang abadi. Perwujudan persatuan Indonesia adalah memberi tempat bagi keragaman budaya dan etnis. Paham kebangsaan yang terdapat dalam sila ini merupakan wujud asas kebersamaan, solidaritas, serta rasa bangga dan kecintaan kepada bangsa dan kebudayaannya.
    Nilai-nilai yang terkandung dalam sila persatuan Indonesia adalah nilai kerohanian dan nilai etis, yaitu sebagai berikut:
    1. Kedudukan dan martabat manusia Indonesia untuk menghargai keseimbangan antara kepentingan pribadi dan masyarakat.
    2. Nilai yang menjunjung tinggi tradisi kejuangan dan kerelaan untuk berkorban dan membela kehormatan bangsa dan negara.
    3. Nilai patriotik serta penghargaan rasa kebangsaan sebagai realitas yang dinamis.
    4. Mencintai tanah air dan bangga terhadap bangsa dan negara Indonesia.
    5. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
    6. Sanggup dan rela berkorban terhadap bangsa dan negara jika suatu saat diperlukan.
    7. Memajukan pergaulan demi persatuan dan keatuan bangsa.

    Berdasarkan istilah persatuan dan kesatuan sendiri berasal dari kata satu yang berarti utuh atau tidak terpecah-belah. Persatuan dapat diartikan sebagai perkumpulan dari berbagai komponen yang membentuk menjadi satu. Sedangkan Kesatuan merupakan hasil perkumpulan tersebut yang telah menjadi satu dan utuh. Sehingga kesatuan erat hubungannya dengan keutuhan. Dengan demikian persatuan dan kesatuan mengandung arti bersatunya macam-macam corak yang beraneka ragam menjadi satu kebulatan yang utuh dan serasi.

    - Sudah berapa persenkah cita-cita itu tercapai?
    Berdasarkan hasil diskusi kelompok saya, keberhasilan pencapaian cita-cita sila ke 3 sekitar 50-60% karena masyarakat Indonesia belum sadar tentang arti persatuan dan kesatuan itu sendiri dan masih banyak perselisihan yang terjadi di Indonesia, seperti tawuran, perang suku, perang antar wilayah dan sebagainya yang membuktikan bahwa Indonesia belum bisa dikatakan mencapai persatuan itu.

    - Bagaimana cara mencapainya?
    1. Berorientasi ke depan dan memiliki perspektif kemajuan.
    2. Bersikap realistis, menghargai waktu, konsisten, dan sistematik dalam bekerja.
    3. Bersedia terus belajar untuk menghadapi lingkungan yang selalu berubah.
    4. Selalu membuat perencanaan.
    5. Memiliki keyakinan, segala tindakan mesti konsekuensi.
    6. Menyadari dan menghargai harkat dan pendapat orang lain.
    7. Rasional dan percaya kepada kemampuan iptek.
    8. Menjunjung tinggi keadilan.
    9. Berorientasi kepada produktivitas, efektivitas dan efisiensi.

    BalasHapus
  11. Kelompok 5 (sila ke-5) Grup MKDU 4 Fakultas Kedokteran UNSRI
    Nama: Annisa Istiqomah
    NIM: 04011381419159

    Sila ke-5 Pancasila berbunyi “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” dan memiliki Lambang Padi dan kapas. Dengan sila ke-5 ini, manusia menyadari hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Keadilan sosial ialah sifat masyarakat adil dan makmur berbahagia untuk semua orang, tidak ada penghinaan, bahagia secara material spritual, serta secara lahir dan batin. Istilah adil yaitu menunjukkan bahwa orang harus memberi kepada orang lain apa yang menjadi haknya dan tahu mana haknya sendiri serta tahu apa kewajibannya kepada orang lain dan dirinya. Sosial berarti tidak mementingkan diri sendiri saja, tetapi mengutamakan kepentingan umum, tidak individualistik dan egoistik, tetapi berbuat untuk kepentingan bersama.

    Berdasarkan hasil diskusi kelompok kami, presentase keberhasilan pencapaian sila ke-5 Pancasila sekitar 55%. Karena, walau telah terlihat banyak kemajuan, namun masih banyak pula celah pada setiap aspek. Celah pada beberapa aspek tersebut masih terlihat dalam kehidupan masyarakat Indonesia sehari-hari, diantaranya:
    - Dalam bidang hukum, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia yang merupakan sila ke-5 Pancasila masih banyak yang belum tercapai. Sebagai contoh, ketidakadilan hukum dimana koruptor yang sudah merugikan negara bertriliun-triliun rupiah diganjar 9-10 tahun penjara, sedangkan maling kerbau di daerah dihukum hingga puluhan tahun, bahkan ada pula yang dipukuli sampai mati.
    - Dalam bidang agama, masih kurangnya toleransi dan solidaritas antar umat beragama dan tidak menghargai agama-agama lain, seperti kasus yang terjadi di Papua beberapa bulan yang lalu. Dan belum adilnya aparat dalam penanganannya.
    - Dalam bidang pendidikan, masih terdapat ketidak-rataan dalam fasilitas yang diberikan oleh pemerintah terhadap sekolah-sekolah, terutama yang berada di daerah terpencil.
    - Dll

    Upaya Peningkatan Keberhasilan Pencapaian Sila Ke-5 Pancasila, antara lain dengan:
    - Menjaga dan meningkatkan suasana keadilan, kekeluargaan, dan kegotong royongan dalam kehidupan bermasyarakat.
    - Menghargai hak orang lain serta menyadari akan kewajiban diri.
    - Pemerintah membebaskan biaya kesehatan dan mengutamakan pelayanan kesehatan terhadap warga yang kurang mampu.
    - Penanaman nilai-nilai keadilan sosial sejak dini.
    - Dll.

    BalasHapus
  12. nama : nurul yuli permata sari
    nim : 04011381419201
    grup mkdu 4, kelompok 4
    Pancasila merupakan panutan hidup bagi setiap warga Negara Indonesia, dimana setiap hal yang dilakukan tidak boleh bertentangan pada nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, demi terwujudnya kehidupan yang sejahtera bagi seluruh rakyat Indonesia. Disini saya akan membahas tentang sila ke -4 “kerakyatan yang dipimpin oleh khidmat kebijksanaan dalam permusyawaratan perwakilan”.

    Adapun butir-butirnya adalah sebagai berikut:

    1. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.

    2. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.

    3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.

    4. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.

    5. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah.

    6. Dengan i’tikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.

    7. Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.

    8. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.

    9. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.

    10. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan.



    Menurut diskusi kami, persentase tercapainya cita-cita bangsa yang terkandung dalam sila ke -4 ini masih sekitar 40%, mengapa? Karena tidak dipungkiri masih banyak sekali hal-hal yang bertentangan dengan isi dari sila ke-4 ini di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini, contohnya:

    1. Banyak sekali kejadian suap yang dilakukan saat pemilu, bahkan yang paling parah hingga saat ini adalah peran dari Mahkamah Konstitusi yang dimana sudah diketahui bahwa keputusan hakim agung bersifat mutlak dan tidak dapat diganggu gugat, tapi ternyata dibalik keputusan itu terdapat permainan guna menguntungkan dan mempermudah jalan bagi beberapa pihak, dimana keputusan hakim bisa dipengaruhi oleh imbalan materi dan hal ini sangat bertentangan dengan nilai yang ada di dalam sila ke 4.

    2. Demonstrasi atau unjuk rasa yang dilakukan tanpa melapor kepada pihak yang berwajib, sesugguhnya demonstrasi adalah hal yang sah dan juga hak kita sebagai warga negara untuk dapat menyampaikan aspirasi kita. , sehingga tidak terjadi kerusuhan. Tapi nyatanya masih banyak sekali aksi demonstrasi yang berujung pada kerusuhan yang akhirnya bersifat merusak dan merugikan banyak pihak.

    Adapun upaya yang bisa dilakukan untuk mewujudkan cita-cita tersebut adalah:

    1. melakukan demonstrasi sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan dan tertulis dalam UU no. 9 tahun 1998, dimana sebelum melakukan tindak demonstrasi kita harus melapor terlebih dahulu kepada pihak yang berwajib dan memberikan laporan secara detail tentang demonstrasi yang akan dilakukan.

    2. Melakukan peradilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku

    3. Menerima setiap keputusan yang sudah ditentukan demi kepentingan bersama

    4. Mencintai Tanah Air (nasionalisme).

    5. Menciptakan persatuan dan kesatuan.

    6. Ikut serta dalam pelaksanaan pembangunan.

    7. Mempertahankan dan mengisi kemerdekaan.

    8. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah.

    9. Mengeluarkan pendapat dan tidak boleh memaksakan kehendak orang lain.

    10. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama.

    11. Memperoleh kesejahteraan yang dipimpin oleh perwalian.





    BalasHapus
  13. Nama : Jennifer Finnalia Husin
    NIM : 04011381419164
    Kelas : Gamma PSPD 2014
    Kelompok 1
    Kelompok MKDU 4 Pancasila

    Sila pertama dari Pancasila adalah Ketahuan Yang Maha Esa.
    Arti dari Ketahuan Yang Maha Esa bukanlah berarti Tuhan Yang Hanya Satu, bukan mengacu pada suatu individual yang kita sebut Tuhan Yang jumlahnya satu. Tetapi sesungguhnya Ketahuan Yang Maha Esa berarti Sifat-sifat Luhur atau Mulia Tuhan yang mutlak harus ada. Jadi yang ditekankan pada sila pertama dari Pancasila ini adalah sifat-sifat luhur atau mulia, bukan Tuhannya.
    Makna sila ini adalah :
    1) Percaya dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-maisng menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
    2) Hormat dan menghormati serta bekerjasama antara pemeluk agama dan penganut-penganut kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup.
    3) Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing
    4) Tidak memaksakan suatu agama atau kepercayaannya kepada orang lain.
    5) Frasa Ketahuan Yang Maha Esa bukan berarti warga Indonesia harus memiliki agama monoteis namun frasa ini menekankanke-esaan dalam beragama.
    6) Mengandung makna adanya Causa Prima (sebab pertama) yaitu Tuhan Yang Maha Esa.
    7) Menjamin peenduduk untuk memeluk agama masing-masing dan beribadah menurut agamanya.
    8) Negara memberi fasilitas bagi tumbuh kembangnya agama dan dan iman warga negara dan mediator ketika terjadi konflik agama.
    9) Bertoleransi dalam beragama, dalam hal ini toleransi ditekankan dalam beribadah menurut agama masing-masing.

    Sudah berapa persenkah cita-cita itu tercapai?
    Berdasarkan hasil diskusi kelompok kami, keberhasilan pencapaian cita-cita sila ke 1 adalah 80% , karena 20% dari 100% adalah orang orang yang tidak mempunyai agama dan orang yang beragama hanya sebagai status di KTP (kartu tanda penduduk). Hal ini terlihat dari beberapa suku di Indonesia yang masih menganut kepercayaan tertentu diluar 6 agama resmi yang diakui oleh Departemen Agama Indonesia. Maka dari itu, untuk mencapai angka 100% mungkin masih mustahil dicapai dalam jangka waktu dekat ini.

    Bagaimana cara mencapainya?
    Agar sila ke 1 dapat terwujud sesuai tujuannya yaitu “Ketahuan Yang Maha Esa berarti Sifat-sifat Luhur atau Mulia Tuhan yang mutlak harus ada” salah satunya melalui bidang pendidikan. Sebenarnya masih banyak bidang yang dapat mencapai terwujudnya sila pertama. Melalui pendidikan dapat dilatih dari pendalaman pelajaran agama disekolah-sekolah , salah satu misalnya setiap mau mulai pelajaran dibiasakan untuk membaca kitab suci alquran yang merupakan kitab suci agama islam, begitu juga agama-agama lainnya sesuai kepercayaan masing-masing.

    BalasHapus
  14. Nama : Alia Zaharani Utami
    NIM : 04011381419162
    Kelas : Gamma
    Kelompok : 4


    Pancasila merupakan rangkaian kesatuan dan kebulatan yang tidak terpisahkan karena setiap sila terkandung sila lainnya dan kedudukan dari masing-masing sila tidak dapat dipisahkan. Bagi bangsa Indonesia hakikat sesungguhnya pancasila yaitu sebagai identitas negara dan sebagai pandangan hidup bangsa.

    Sila ke-empat merupakan penjelmaan dalam dasar politik Negara, ialah Negara berkedaulatan rakyat menjadi landasan mutlak daripada sifat demokrasi Negara Indonesia. Disebabkan mempunyai dua dasar mutlak, maka sifat demokrasi Negara Indonesia adalah mutlak pula, yaitu tidak dapat dirubah atau ditiadakan. Berkat sifat persatuan dan kesatuan dari Pancasila, sila ke-empat mengandung pula sila-sila lainnya, sehingga kerakyatan dan sebagainya adalah kerakyatan yang berke-Tuhanan Yang Maha Esa, Yang berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang berpersatuan Indonesia dan yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Sila ke-empat pancasila yang berbunyi “Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan” memiliki makna :

    1.Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.
    2.Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
    3.Mengutamakan budaya bermusyawarah dalam mengambil keputusan bersama
    4.Bermusyawarah sampai mencapai consensus ataukatamufakat diliputidengan semangat kekeluargaan.     

    Sila ke-empat yang mana berbunyi “kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan”. Sebuah kalimat yang secara bahasa membahasakan bahwa Pancasila pada sila ke 4 adalah penjelasan Negara demokrasi. Dengan  analisis ini diharapkan akan diperoleh makna yang akurat dan mempunyai nilai filosofis yang diimplementasikan secara langsung dalam kehidupan bermasyarakat. Tidak hanya itu, secara lahiriyah sila ini menjadi banyak acuan dari setiap langkah pemerintah dalam menjalankan setiap tindakan pemerintah. Kaitannya dengan arti dan makna sila ke 4 adalah sistem demokrasi itu sendiri. Maksudnya adalah bagaimana konsep demokrasi yang bercerita bahwasannya, setiap apapun langkah yang diambil pemerintah harus ada kaitannya atau unsur dari, oleh dan untuk rakyat. Disini, rakyat menjadi unsur utama dalam demokrasi. Itulah yang seharusnya terangkat ke permukaan sehingga menjadi realita yang membangun bangsa tetapi pancasila sebagai dasar negara indonesia sudah mulai tergeser fungsi dan kedudukannya pada zaman modern ini. Hal ini dikarenakan kurangnya kesadaran dari Bangsa Indonesia terhadap landasan atau dasar negara dan hukum yang ada di Indonesia. Sebuah sila dari pancasila yang hampir tidak diterapkan lagi yaitu sila ke-4 pancasiala. Contohnya: Banyak undang-undang yang dinilai tidak sejalan dengan kepentingan rakyat.

    Sudah berapa persenkah cita-cita tercapai ?
    Berdasarkan hasil diskusi kelompok 4 keberhasilan tercapainya cita-cita sila ke 4 sudah 65%, pada saat ini, pancasila sebagai dasar negara Indoneisa sudah semakin tergeser dari fungsi dan kedudukannya dalam era demokrasi. Hal ini dikarenakan kurangnya kesadaran dari bangsa Indonesia terhadap landasan/dasar Negara dan hukum yang ada di Indonesia. Contohnya banyak warna negara yang belum terpenuhi hak dan kewajibannya dalam hukum, kasus kecurangan pada pemilu dan banyaknya keputusan lembaga hukum yang tidak sesuai dengan azaz untuk mencapai mufakat sehingga banyak masyarakat merasa dirugikan, lebih mementingkan kepentingan pribadi daripada masyarakat.

    Bagaimana cara mencapai terwujudnya sila ke-4 pancasila?
    1.Menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai dari hasil musyawarah
    2.Mengeluarkan pendapat dan tidak boleh memaksakan kehendak orang lain.
    3.Ikut serta dalam setiap pemilihan umum
    4.Mempertahankan dan mengisi kemerdekaan
    5.Memanfaatkan dengan sebaik baiknya mata kuliah dasar kepribadian yang diberikan pada perkuliahan agar mampu diserap agar nantinya dapat diimplementasikan.
    6.Ikut serta dalam pelaksanaan pembangunan.

    BalasHapus
  15. Nama : Marini Rachma Ghaisani
    NIM : 04011381419184
    Kelompok 3 {Sila ke 3} Grup 4 MKDU Fakultas Kedokteran UNSRI

    Persatuan berasal dari kata satu, yang berarti tidak terpecah belah. Sehingga makna dari persatuan Indonesia adalah persatuan seluruh bangsa yang mendiami wilayah Indonesia, dengan bersatunya beraneka ragam perbedaan dan kebudayaan yang tetap menjadi satu kebulatan yang sering disebut dengan “Bhineka Tunggal Ika” yang memiliki makna berbeda-beda tetapi tetap satu. Seluruh bangsa yang mendiami wilayah Indonesia bersatu karena didorong oleh keinginan untuk dapat mencapai kehidupan yang bebas dan merdeka dalam negara yang merdeka dan berdaulat. Persatuan Indonesia adalah perwujudan dari paham kebangsaan Indonesia yang diliputi dan dijiwai oleh pancasila sila pertama dan pancasila sila kedua, yang bertujuan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta mewujudkan perdamaian dunia yang abadi.
    Persatuan Indonesia juga mengandung makna dari cita-cita luhur bangsa Indonesia, yaitu: menumbuhkan sikap masyarakat untuk mencintai tanah air, bangsa dan negara Indonesia, ikut memperjuangkan kepentingan-kepentingannya, dan mengambil sikap solider serta loyal terhadap sesama warga negara. menempatkan seluruh rakyat Indonesia pada persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan Bangsa dan Negara di atas kepentingan pribadi dan golongan. Menempatkan kepentingan negara dan bangsa di atas kepentingan pribadi, berarti manusia Indonesia sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan Negara dan Bangsa.
    Makna yang terkandung dalam pancasila sila ke 3:
    • Persatuan Indonesia adalah persatuan bangsa yang mendiami wilayah Indonesia.
    • Bangsa Indonesia adalah persatuan suku-suku bangsa yang mendiami wilayah Indonesia.
    • Pengakuan terhadap “ Bhineka Tunggal Ika”.
    • Diliputi dan dijiwai sila I dan II meliputi dan menjiwai sila IVdanV.

    Sudah berapa persen cita-cita pada sila ke 3 telah tercapai?
    Pada saat ini cita-cita luhur tersebut belum seluruhnya telah tercapai di Indonesia, dan baru terpenuhi sekitar 50-60%. Karena seperti yang kita ketahui bahwa perubahan zaman akan terus berkembang menjadi semakin modern, dan akan memasuki era globalisasi seperti saat ini dimana rasa nasionalisme masyarakat Indonesia terutama para generasi muda telah sangat memudar. Hal ini disebabkan oleh adanya pengaruh dari kebudayaan luar atau yang sering disebut dengan westernisasi, yang masuk ke dalam negara ini dan mempengaruhi pola pikir masyarakat terutama para generasi muda. Tanpa kita sadari hal tersebut secara tidak langsung telah menjadi ancaman yang dapat menyebabkan terjadinya konflik perpecahan budaya masyarakat Indonesia, karena mereka lebih memilih untuk mengikuti trend kebudayaan asing dalam gaya dan kehidupan sehari-hari, yang perlahan-lahan akan melunturkan rasa dan jiwa nasionalisme yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia. Selain itu masih banyak masyarakat Indonesia yang belum sadar tentang arti persatuan dan kesatuan, dimana masih banyak orang yang berkonflik, tawuran antar pelajar atau antar daerah, perang suku, dsb.

    Bagaimana cara mewujudkan cita-cita dalam sila ke 3 pancasila?
    • Meningkatkan rasa jiwa nasionalisme.
    • Cinta terhadap bangsa dan tanah air.
    • Menggalang rasa persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
    • Menghilangkan perbedaan atau penonjolan kekuatan atau kekuasaan, ras, suku, etnis, agama, budaya, individu maupun golongan.
    • Rela berkorban untuk kepentingan bangsa.
    • Menghargai dan mencintai kebudayaan Indonesia.

    BalasHapus
  16. Nama : M. Alif Prizarky
    NIM : 04011381419173
    Kelompok 1
    Grup 4 MKDU

    Sila pertama yang berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa” adalah sebagai pondasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Mengapa ini dijadikan sila pertama? Karena kalimat “Ketuhanan Yang Maha Esa” adalah merupakan suatu pedoman utama untuk kita memahami dan meyakini ajaran Tuhan. Karena kita adalah umat yang beragama, sudah seharusnya kita mengEsakan dan yakin kepada Tuhan kita. Dengan yakinnya kita kepada tuhan, dan mampunya kita menjalankan lalu mengamalkan ajaranNya kita akan dapat menjalankan sila-sila selanjutnya. Namun ketika kita tidak bisa menjalankan sila pertama ini, kita tidak memiliki cukup iman yang bisa memperkuat kita agar tetap dalam jalan yang benar. Banyak orang yang telah mencapai kesuksesannya namun berpaling dari Tuhannya.

    Tercapainya cita-cita bangsa Indonesia sekarang ini menurut saya sekitar 80-85% karena saya pernah menemukan WNI yang mengaku tidak mempunyai agama terutama pada kota-kota yang maju dan saya rasa mereka itu mendapat dampak negatif dari globalisasi sehingga kadang mengikuti Negara-negara yang tidak mewajibkan warga negaranya untuk beragama. Juga mungkin, bagi beberapa suku di pedalaman yang masih mengikuti kepercayaan nenek moyang mereka. Kita tahu bahwa kita tidak bisa memaksakan seseorang untuk memeluk agama tertentu, walaupun sebenarnya di Indonesia tidak diperbolehkan untuk tidak memilih agama, hal itu dibuktikan dengan adanya kolom agama pada KTP kita.

    Usaha atau cara agar cita-cita bangsa ini mencapai 100% sebenarnya yang paling mungkin adalah dengan cara mengenalkan pendidikan agama sedini mungkin dan untuk suku-suku yang masih terbelakang juga bisa melalui pendidikan agama, karena kita tidak dilarang untuk menyebarkan ajaran agama melainkan dilarang untuk memaksakan memeluk/meninggalkan agama tertentu. Walaupun saya rasa untuk mencapai 100% itu terbilang susah dan kelihatannya mustahil, tetapi tidak ada salahnya mencoba dan bermimpi.

    BalasHapus
  17. Kelompok 3 grup 4 MKDU Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya
    Nama: Amalia Dienanti Fadhillah
    NIM: 04011381419161
    Kelas: GAMMA

    Sila ke-3 Pancasila, yang berbunyi "Persatuan Indonesia"
    Makna persatuan hakikatnya adalah satu, yang artinya bulat tidak terpecah. Jika persatuan Indonesia dikaitkan dengan pengertian modern sekarang ini, maka disebut nasionalisme. Nasionalisme adalah perasaan satu sebagai suatu bangsa, satu dengan seluruh warga yang ada dalam masyarakat. Oleh karena rasa satu yang begitu kuatnya, maka dari padanya timbul rasa cinta bangsa dan tanah air. Akan tetapi perlu diketahui bahwa rasa cinta bangsa dan tanah air yang kita miliki di Indonesia bukan yang menjurus kepada chauvinisme, yaitu rasa yang mengagungkan bangsa sendiri, dengan merendahkan bangsa lain.
    Jika hal ini terjadi, maka bertentangan dengan sila kedua yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab. Walaupun ditulis cinta bangsa dan tanah air, tidak dimaksudkan untuk chauvimisme. Dengan demikian jelaslah bahwa konsekuensi lebih lanjut dari kedua hal tadi adalah menggalang persatuan dan kesatuan bangsa, yang pada akhir – akhir ini justru menunjukkan gejala disintegrasi bangsa.
    Hal ini sejalan dengan pengertian persatuan dan kesatuan. Secara keseluruhan arti dan makna Pancasila sila ketiga, adalah:
    1. Nasionalisme
    2. Cinta bangsa dan tanah air
    3. Menggalang persatuan dan kesatuan bangsa
    4. Menghilangkan penonjolan kekuatan atau kekuasaan, keturunan dan perbedaan warna kulit,
    5. Menumbuhkan rasa senasib dan sepenangungan
    6. Menjamin penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan beribadah menurut agamanya.
    7. Tidak memaksa warga negara untuk beragama.
    8. Menjamin berkembang dan tumbuh suburnya kehidupan beragama.
    9. Bertoleransi dalam beragama, dalam hal ini toleransi ditekankan dalam beribadah menurut agamanya masing-masing
    10. Menjaga persatuan dan kesatuan Republik Indonesia
    11. Rela berkorban demi bangsa dan negara.
    12. Berbangga sebagai bagian dari Indonesia.
    13. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Bhinneka Tunggal Ika.

    Sudah berapa persen cita-cita pada sila ke 3 telah tercapai?
    Pada saat ini cita-cita luhur tersebut belum seluruhnya telah tercapai di Indonesia, dan baru terpenuhi sekitar 50-60%. Karena seperti yang kita ketahui bahwa perubahan zaman akan terus berkembang menjadi semakin modern, dan akan memasuki era globalisasi seperti saat ini dimana rasa nasionalisme masyarakat Indonesia terutama para generasi muda telah sangat memudar. Hal ini disebabkan oleh adanya pengaruh dari kebudayaan luar atau yang sering disebut dengan westernisasi, yang masuk ke dalam negara ini dan mempengaruhi pola pikir masyarakat terutama para generasi muda. Tanpa kita sadari hal tersebut secara tidak langsung telah menjadi ancaman yang dapat menyebabkan terjadinya konflik perpecahan budaya masyarakat Indonesia, karena mereka lebih memilih untuk mengikuti trend kebudayaan asing dalam gaya dan kehidupan sehari-hari, yang perlahan-lahan akan melunturkan rasa dan jiwa nasionalisme yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia. Selain itu masih banyak masyarakat Indonesia yang belum sadar tentang arti persatuan dan kesatuan, dimana masih banyak orang yang berkonflik, tawuran antar pelajar atau antar daerah, perang suku, dsb.

    Bagaimana cara mewujudkan cita-cita dalam sila ke 3 pancasila?
    *Rela berkorban untuk kepentingan bangsa.
    *Menghargai dan mencintai kebudayaan Indonesia
    *Meningkatkan rasa jiwa nasionalisme.
    *Cinta terhadap bangsa dan tanah air.
    *Menggalang rasa persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
    *Menghilangkan perbedaan atau penonjolan kekuatan atau kekuasaan, ras, suku, etnis, agama, budaya, individu maupun golongan.
    *Bersedia terus belajar untuk menghadapi lingkungan yang selalu berubah.
    *Selalu membuat perencanaan.
    *Memiliki keyakinan, segala tindakan mesti konsekuensi.
    *Menyadari dan menghargai harkat dan pendapat orang lain.

    BalasHapus
  18. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  19. Kelompok 1 Grup 4 MKDU Fakultas kedokteran
    Alberth Teddy kasmarandi
    04011381419169
    Sejak bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945 maka bangsa Indonesia menjadi sebuah negara yang bebas mengatur pemerintahannya sendiri tanpa adanya campur tangan dari bangsa lain. Proklamasi, ditinjau dari segi sosial merupakan jembatan emas bagi bangsa Indonesia untuk menuju masyarakat yang sejahtera, adil, dan makmur.
    Salah satu cita- cita proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia, yakni menuju masyarakat yang sejahtera, adil, dan makmur ini dituangkan ke dalam Pembukaan Undang Undang Dasar 1945 sebagai berikut :
    Pada Pembukaan Undang Undang Dasar 1945 di atas jelas bahwa cita- cita bangsa Indonesia yakni suatu masyarakat yang adil dan makmur yang merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila di dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka, berdaulat, bersatu, dan kedaulatan rakyat dalam suasana perikehidupan bangsa yang aman, tentram, tertib dan dinamis serta dalam lingkungan dunia yang merdeka, bersahabat, tertib dan damai.
    Apabila kita perhatikan, Pembukaan Undang Undang Dasar 1945, selain mempunyai makna yang sangat mendalam, juga mengandung pokok- pokok pikiran yang meliputi suasana kebatinan dari Undang Undang Dasar 1945. Pokok- pokok pikiran tersebut mewujudkan cita hukum (rechtsidee) yang menguasai hukum dasar negara, baik hukum tertulis maupun hukum yang tidak tertulis. Pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan Undang Undang Dasar 1945 adalah:
    1. “Negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan berdasar atas persatuan dan kesatuan dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. Dalam pembukaan ini diterima aliran pengertian negara persatuan, negara yang melindungi dan meliputi segenap bangsa seluruhnya. Jadi, negara mengatasi segala paham golongan, mengatasi segala paham perseorangan. Negara, menurut pengertian Pembukaan ini menghendaki persatuan, meliputi segenap bangsa Indonesia seluruhnya.
    2. “Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia“.
    3. “Negara yang berkedaulatan rakyat berdasarkan atas kerakyatan dan permusyawaratan/perwakilan”. Oleh karena itu, sistem negara yang terbentuk dalam Undang Undang Dasar harus berdasar atas kedaulatan rakyat dan berdasar atas permusyawaratan perwakilan. Tentunya hal ini sesuai dengan sifat masyarakat Indonesia.
    4. “Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab”. Oleh karena itu, Undang Undang Dasar harus mengandung isi yang mewajibkan pemerintah dan penyelenggara negara yang lainnya untuk memelihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur dan memegang teguh cita- cita moral rakyat yang luhur.
    Pancasila sebagai cita-cita bangsa juga berarti bahwa untuk mencapai cita-cita itu sendiri kita harus menghayati dan mengamalkan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan berbangsa, bermaasyarakat, dan bernegara. Sikap-sikap positif yang harus kita lakukan dalam rangka mewujudkan cita-cita bangsa dapat diwujudkan dalam bentuk:
    ð Sikap positif terhadap sila “ Ketuhanan Yang Maha Esa”
    Setiap warga negara Indonesia sudah seharusnya menjujunjung tinggi nilai- nilai Ketuhanan Yang Maha Esa
    Mengembangkan toleransi antarumat beragama untuk mewujudkan kehidupan yang serasi, selaras, dan seimbang
    Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain
    Melaksanakan kewajiban dalam keyakinan terhadap Ketuhanan Yang Maha Esa
    Membina kerjasama dan tolong- menolong dengan pemeluk agama lain sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan masing- masing. Sejauh ini cita-cita bangsa indonesia berdasarkan sila pertama baru mencapai 80%, hal ini dikarenakan masih kurangnya toleransi beragama dibeberapa daerah sehingga tidak jarang menyebabkan perpecahan diantara masyarakat

    BalasHapus
  20. Nama : Putri Marissa Khadmillah Irianti Dunda
    NIM : 04011381419202
    Kelompok MKDU 4 Group 2 (Sila ke 2)

    Sila kemanusiaan yang adil dan beradab adalah sederetan kata yang merupakan suatu frase, unsur inti sila tersebut adalah kata kemansiaan yang terdiri atas kata dasar manusia berimbuhan ke-an. Makna kata tersebut secara morfologis berarti “abstrak” atau “hal”. Jadi kemanusiaan berarti kesesuaian dengan hakikat manusia. Arti kemanusiaan dalam sila kedua mengandung makna : kesesuaian sifat – sifat dan keadaan negara dengan hakikat (abstrak) manusia. Isi arti sila – sila pancasila adalah suatu kesatuan bulat dan utuh. Oleh karena itu sila kemanusiaan yang adil dan beradab adalah dijiwa dan didasari oleh sila ‘ Ketuhanan yang Maha Esa ’, dan mendasari sila Persatuan Indonesia karena persatuan tersebut maka sila ‘ Kemausiaan yang adil dan beradab ’ senantiasa terkandung didalamnya keempat sila yang lainnya. Maka sila kedua tersebut : Kemanusiaan yang adil dan beradab yang Berketuhanan yang Maha Esa, berpersatuan Indonesia, berkerakyatan yang dipmpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan, serta berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Maka sila kedua megandung cita – cita kemanusiaan yang lengkap yang bersumber pada hakikat manusia. Adapun makna sila ke dua antaralain :
    - Mengembangkan sikap tenggang rasa
    - Saling mencintai sesama manusia
    - Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan
    - Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan
    - Tidak semena-mena terhadap orang lain
    - Berani membela kebenaran dan keadilan
    - Mampu melakukan yang baik demi kebenaran
    - Menjaga kepercayaan orang
    - Ramah dalam bermasyarakat

    Sudah berapa persen cita-cita Indonesia dalam sila ke 2 sudah tercapai ?
    Menurut hasil diskusi kelompok saya, cita-cita bangsa baru tercapai sampai 70-80%. Hingga saat ini, masih banyak rakyat Indonesia yang belum menerapkan prinsip sila ke dua dalam bermasyarakat. Contohnya; masih banyak kasus perbedaan ras, kondisi fisik seseorang maupun keadaan ekonominya. Tidak jarang juga terdapat kasus pembunuhan, pencurian, korupsi, perkelahian, dan perbuatan-perbuatan yang menunjukkan sikap yang berbanding terbalik dengan apa yang diharapkan Pancasila dari sila ke 2.

    Bagaimana mencapai cita-cita tersebut?
    1) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan persamaan kewajiban antara sesama manusia. Butir ini menghendaki bahwa setiap manusia mempunyai martabat, sehingga tidak boleh melecehkan manusia yang lain, atau menghalangi manusia lain untuk hidup secara layak, serta menghormati kepunyaan atau milik (harta, sifat dan karakter) orang lain.
    2) Saling mencintai sesama manusia. Kata cinta menghendaki adanya suatu keinginan yang sangat besar untuk memperoleh sesuatu dan rasa untuk memiliki dan kalau perlu pengorbanan untuk mempertahankannya. Dengan perasaan cinta pula manusia dapat mempergiat hubungan social seperti kerjasama, gotong royong, dan solidaritas. Dengan rasa cinta kasih itu pula orang akan berbuat ikhlas, saling membesarkan hati, saling berlaku setia dan jujur, saling menghargai harkat dan derajat satu sama lain.
    3) Mengembangkan sikap tenggang rasa. Sikap ini menghendaki adanya usaha dan kemauan dari setiap manusia Indonesia untuk menghargai dan menghormati perasaan orang lain.
    4) Harusnya dalam bertingkah laku baik lisan maupun perbuatan kepada orang lain, hendaknya diukur dengan diri kita sendiri, bilamana kita tidak senang disakiti hatinya, maka janganlah kita menyakiti orang lain. Sikap tenggang rasa juga dapat kita wujudkan dalam toleransi dalam beragama.
    5) Tidak semena-mena terhadap orang lain. Semena-mena berarti sewenang-wenang, berat sebelah, dan tidak berimbang. Oleh sebab itu butir ini menghendaki, perilaku setiap manusia terhadap orang tidak boleh sewenang-wenang, harus menjunjung tinggi hak dan kewajiban.

    BalasHapus
  21. Nama: Anindya Riezkaa Baliera
    Nim: 04011381419197
    Grup MKDU 4, kelompok 4
    Pancasila sebagai dasar Negara Indonesia sudah mulai tergeser fungsi dan kedudukannya pada zaman modern ini. Sebuah sila dari Pancasila yang hampir tidak diterapkan lagi dalam demokratisasi di Indonesia yaitu Sila ke-4 Pancasila berbunyi “kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam perwusyawaratan perwkilan”. Sila ke-empat merupakan penjelmaan dalam dasar politik Negara, ialah Negara berkedaulatan rakyat menjadi landasan mutlak daripada sifat demokrasi Negara Indonesia.
    Sila ke-empat pancasila memiliki makna:
    - Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat
    - Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain
    - Mengutamakan budaya bermusyawarah dalam mengambil keputusan bersama
    - Bermusyawarah sampai mencapai consensus atau mufakat diliputi dengan semangat kekeluargaan
    Berikut adalah pembahasan arti dari sila ke-4 Pancasila:
    1. Hakikat sila ini adalah demokrasi. Demokrasi dalam arti umum yaitu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Secara sederhana, demokrasi yang dimaksud adalah melibatkan segenap bangsa dalam pemerintahan baik yang tergabung dalam pemerintahan dan kemudian adalah peran rakyat yang diutamakan.
    2. Pemusyawaratan. Artinya mengusahakan putusan secara bulat, dan sesudah itu diadakan tindakan bersama. Disini terjadi simpul yang penting yaitu mengusahakan keputusan secara bulat. Bulat yang dimaksud adalah hasil yang mufakat, artinya keputusan itu diambil dengan kesepakatan bersama. Dengan demikian berarti bahwa penentu demokrasi yang berdasarkan pancasila adalah kebulatan mufakat sebagai hasil kebikjasanaan.
    3. Dalam melaksanakan keputusan diperlukan kejujuran bersama. Dalam hal ini perlu diingat bahwa keputusan bersama dilakukan secara bulat sehingga membawa konsekuensi adanya kejujuran bersama. Perbedaan secara umum demokrasi di barat dan di Indonesia yaitu terletak pada permusyawaratan. Permusyawaratan diusahakan agar dapat menghasilkan keputusan-keputusan yang diambil secara bulat.

    Sudah berapa persenkah cita-cita itu tercapai?
    Menurut diskusi kelompok kami, presentase tercapainya cita-cita bangsa yang terkandung dalam sila ke-4 sekitar 40%. Hal itu disebabkan oleh masih banyaknya hal yang bertentangan dengan sila ke-4 yang terjadi di kehidupan bermasyarakat, seperti:
    1. Banyak warga Negara/masyarakat belum terpenuhi hak dan kewajibannya didalam hukum.
    2. Ketidak transparannya lembaga-lembaga yang ada didalam Negara Indonesia dalam sistem kelembagaannya yang menyebabkan masyarakat enggan lagi percaya kepada pemerintah.
    3. Banyak para wakil rakyat yang merugikan Negara dan rakyat, yang seharusnya mereka adalah penyalur aspirasi demi kemajuan dan kesejahteraan Negara Indonesia.
    4. Banyak keputusan-keputusan lembaga hukum yang tidak sesuai dengan azas untuk mencapai mufakat,sehingga banyak masyarakat yang merasa dirugikan.
    5. Banyak masyarakat yang kurang bisa menghormati adanya peraturan-peraturan yang dibuat oleh pemerintah.
    6. Demonstrasi yang dilakukan tanpa melapor kepada pihak yang berwajib.
    7. Kasus kecurangan terhadap pemilu, yang melihat bukan dari sisi kualitas, tetapi dari kuantitas.
    8. Lebih mementingkan kepentingan pribadi atau golongan daripada kepentingan bersama atau masyarakat.
    9. Menciptakan perilaku KKN.
    10. Pejabat – pejabat Negara yang diangkat cenderung dimanfaat untuk loyal dan mendukung kelangsungan kekuasaan presiden.

    Adapun upaya yang bisa dilakukan untuk mewujudkan cita-cita tersebut seperti:
    - Melakukan demostrasi sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan
    - Mengeluarkan pendapat dan tidak memaksakan kehendak
    - Menerima keputusan yang sudah ditentukan demi kepentingan bersama
    - Mencintai tanah air
    - Ikut serta dalam pelaksaan pembangunan

    BalasHapus
  22. Kelompok 3 (Sila ke 3) Grup MKDU 4 Fakultas Kedokteran UNSRI
    Nama: Rafika Triasa
    NIM: 04011381419186

    Sila ke 3 Pancasila yang berbunyi "Persatuan Indonesia" mempunyai maksud sifat-sifat dan keadaan Negara harus sesuai dengan hakikat satu dalam arti mutlak tidak terbagi dan terpisahkan dari yang lain. maksudnya adalah perasaan satu sebagai suatu bangsa, satu dengan seluruh warga yang ada dalam masyarakat. Oleh karena itu rasa satu yang demikian kuatny akan timbul rasa cinta bangsa dan tanah air. Dengan demikian yang paling utama adalah menggalang persatuan dan kesatuan bangsa. Hal-hal yang sifatnya tidak sejalan dengan persatuan dan kesatuan, misalnya penonjolan kekuasaan,penonjolan keturunan, agar tidak terwujud sebagai suatu prinsip dalam masyarakat Indonesia. Jadi setiap perbedaan harus menjadi suatu kesatuan.

    Sudah berapa persenkah cita-cita itu tercapai?
    Berdasarkan hasil diskusi kelompok kami, keberhasilan pencapaian cita-cita sila ke 3 sekitar 55-60% karena perlu diketahui ikatan kekeluargaan, kebersamaan di Indonesia sejak dulu sampai sekarang lebih dihormati dari pada kepentingan pribadi. Namun, tentunya semangat ini bagi bangsa Indonesia mengalami dinamika sendiri. Pada saat ini justru nasionalisme bangsa Indonesia, ditantang dan dalam kondisi yang agak rapuh, karena banyak elemen bangsa yang lebih mementingkan kepentingan pribadi atau golongan daripada kepentingan bangsa dan negara. Dan tidak saling menghormati antar satu sama lain,mereka lebih mementingkan kepentingan mereka yang masih memeiliki sifat membeda-bedakan antar golongan , ras , dan suku bangsa.


    Bagaimana cara mencapainya?
    pancasila sebagi alat pemersatu bangsa Indonesia, maka kita harus jaga bersama. hal ini dengan mengamalkan sila-sila Pancasila, terutama sila ketiga yang mempunyai makna untuk persatuan bangsa indonesia. sebagai warganegara Indonesia kita harus bersatu untuk kasatuan bangsa Indonesia yang merupakan negara yang memiliki bangsa, ras ,dan agama. Sila ketiga sangatlah tercermin dari adanya sikap kita untuk menghargai dan menghormati sesama warganegara.Disebutkan bahwa sila ketiga yang merupakan sila penting untuk mengamalkan persatuan dapat diartikan sebagai upaya untuk membuat satu, yang akhirnya menuju pada persatuan dan kesatuan. jadi kita sebagai warga Indonesia harus membangun sikap saling menghormati sesama dan meningkatkan kemauan kita sendiri untuk lebih tidak mementingkan ego kita dan memiliki sikap peduli antar satu sama lain untuk mencapain satu tujuan yang sama.

    BalasHapus
  23. Kelompok 5 (sila kelima) grup 4 MKDU FK UNSRI
    Nama: Ridho Surya Putra
    NIM: 04011381419199

    Sila kelima: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
    Menurut saya dan hasil diskusi kelompok kami, cita-cita NKRI untuk mewujudkan sila kelima baru tercapai 55%.
    Sebagaimana yang kita tau, keadilan di Indonesia berjalan sangat buruk dan secara terang terangan pelaku keadilan bermain di balik layar. Sangat tidak adil melihat perbandingan pelaku kriminal kelas atas seperti kalangan pejabat atau petinggi negara dengan rakyat kecil yang melakukan kejahatan. Dengan mudahnya KKN yang menguras habis uang negara yang juga berasal dari rakyat serta merugikan negara ini lolos dari jerat hukum dimana di balik itu juga terjadi penyuapan kepada sang pelaku keadilan. Lingkaran setan dan saling membutuhkan antar petinggi negara berjalan sangat efektif demi lolos dari hukum dan upaya saling menguntungkan bagi kedua belah pihak. Sangat tragis, melihat kembali sila kelima yang berbunyi demikian universal bahwa kadilan berhak didapatkan seluruh rakyat Indonesia. Tapi apa, rakyat kecil yang hanya mencuri sandal jepit di masjid dikenai pasal hukum yang amat berat dan belum lagi dihakimi massa. Ini baru dalam satu bidang atau satu aspek dalam hidup bernegara. Adapun contoh lain dalam berbagai aspeknya sebagai berikut:

    - Dalam bidang hukum, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia yang merupakan sila ke-5 Pancasila masih banyak yang belum tercapai. Sebagai contoh, ketidakadilan hukum dimana koruptor yang sudah merugikan negara bertriliun-triliun rupiah diganjar 9-10 tahun penjara, sedangkan maling kerbau di daerah dihukum hingga puluhan tahun, bahkan ada pula yang dipukuli sampai mati.
    - Dalam bidang agama, masih kurangnya toleransi dan solidaritas antar umat beragama dan tidak menghargai agama-agama lain, seperti kasus yang terjadi di Papua beberapa bulan yang lalu. Dan belum adilnya aparat dalam penanganannya.
    - Dalam bidang pendidikan, masih terdapat ketidak-rataan dalam fasilitas yang diberikan oleh pemerintah terhadap sekolah-sekolah, terutama yang berada di daerah terpencil.
    - Dll

    Adapun Upaya Peningkatan Keberhasilan Pencapaian Sila Ke-5 Pancasila, antara lain dengan:
    - Menjaga dan meningkatkan suasana keadilan, kekeluargaan, dan kegotong royongan dalam kehidupan bermasyarakat.
    - Menghargai hak orang lain serta menyadari akan kewajiban diri.
    - Pemerintah membebaskan biaya kesehatan dan mengutamakan pelayanan kesehatan terhadap warga yang kurang mampu.
    - Penanaman nilai-nilai keadilan sosial sejak dini.
    - Dll.

    BalasHapus
  24. Nama : Muhammad Andika Ginting
    NIM ; 04011371419187
    MKDU kelompok 4 ( kelompok 3 sila ke-3)


    Sila ke 3 Pancasila yang berbunyi "Persatuan Indonesia" mempunyai maksud sifat-sifat dan keadaan Negara harus sesuai dengan hakikat satu dalam arti mutlak tidak terbagi dan terpisahkan dari yang lain. maksudnya adalah perasaan satu sebagai suatu bangsa, satu dengan seluruh warga yang ada dalam masyarakat. Oleh karena itu rasa satu yang demikian kuatny akan timbul rasa cinta bangsa dan tanah air. Dengan demikian yang paling utama adalah menggalang persatuan dan kesatuan bangsa. Hal-hal yang sifatnya tidak sejalan dengan persatuan dan kesatuan, misalnya penonjolan kekuasaan,penonjolan keturunan, agar tidak terwujud sebagai suatu prinsip dalam masyarakat Indonesia. Jadi setiap perbedaan harus menjadi suatu kesatuan.

    Sudah berapa persenkah cita-cita itu tercapai?
    Berdasarkan hasil diskusi kelompok kami, keberhasilan pencapaian cita-cita sila ke 3 sekitar 55-60% karena perlu diketahui ikatan kekeluargaan, kebersamaan di Indonesia sejak dulu sampai sekarang lebih dihormati dari pada kepentingan pribadi. Namun, tentunya semangat ini bagi bangsa Indonesia mengalami dinamika sendiri. Pada saat ini justru nasionalisme bangsa Indonesia, ditantang dan dalam kondisi yang agak rapuh, karena banyak elemen bangsa yang lebih mementingkan kepentingan pribadi atau golongan daripada kepentingan bangsa dan negara. Dan tidak saling menghormati antar satu sama lain,mereka lebih mementingkan kepentingan mereka yang masih memeiliki sifat membeda-bedakan antar golongan , ras , dan suku bangsa.


    Bagaimana cara mencapainya?
    pancasila sebagi alat pemersatu bangsa Indonesia, maka kita harus jaga bersama. hal ini dengan mengamalkan sila-sila Pancasila, terutama sila ketiga yang mempunyai makna untuk persatuan bangsa indonesia. sebagai warganegara Indonesia kita harus bersatu untuk kasatuan bangsa Indonesia yang merupakan negara yang memiliki bangsa, ras ,dan agama. Sila ketiga sangatlah tercermin dari adanya sikap kita untuk menghargai dan menghormati sesama warganegara.Disebutkan bahwa sila ketiga yang merupakan sila penting untuk mengamalkan persatuan dapat diartikan sebagai upaya untuk membuat satu, yang akhirnya menuju pada persatuan dan kesatuan. jadi kita sebagai warga Indonesia harus membangun sikap saling menghormati sesama.

    BalasHapus
  25. Nama : Bianca Dwinta D
    04011381419172
    Gamma PDU'14

    Sila Keempat “Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan”
    Sila ke-empat ini merupakan penjelmaan dalam dasar politik Negara, ialah Negara berkedaulatan rakyat menjadi landasan mutlak daripada sifat demokrasi Negara Indonesia.
    Berkat sifat persatuan dan kesatuan dari Pancasila, sila ke-empat mengandung pula sila-sila lainnya, sehingga kerakyatan dan sebagainya adalah kerakyatan yang berke-Tuhanan Yang Maha Esa, Yang berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang berpersatuan Indonesia dan yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
    ·      Makna Sila ke-4 Pancasila :
    1)    Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.
    2)    Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
    3)    Mengutamakan budaya bermusyawarah dalam mengambil keputusan bersama.
    4)    Bermusyawarah sampai mencapai consensus atau kata mufakat diliputi dengan semangat kekeluargaan.
    ·      Pokok  – pokok yang terkandung dalam Sila ke-4 Pancasila :
    1)      Hakikat sila ini adalah demokrasi. Demokrasi dalam arti umum yaitu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Secara sederhana, demokrasi yang dimaksud adalah melibatkan segenap bangsa dalam pemerintahan baik yang tergabung dalam pemerintahan dan kemudian adalah peran rakyat yang diutamakan.
    2)      Pemusyawaratan. Artinya mengusahakan putusan secara bulat, dan sesudah itu diadakan tindakan bersama. Disini terjadi simpul yang penting yaitu mengusahakan keputusan secara bulat. Bulat yang dimaksud adalah hasil yang mufakat, artinya keputusan itu diambil dengan kesepakatan bersama. Dengan demikian berarti bahwa penentu demokrasi yang berdasarkan pancasila adalah kebulatan mufakat sebagai hasil kebikjasanaan.
    3)      Dalam melaksanakan keputusan diperlukan kejujuran bersama. Dalam hal ini perlu diingat bahwa keputusan bersama dilakukan secara bulat sehingga membawa konsekuensi adanya kejujuran bersama. Perbedaan secara umum demokrasi di barat dan di Indonesia yaitu terletak pada permusyawaratan. Permusyawaratan diusahakan agar dapat menghasilkan keputusan-keputusan yang diambil secara bulat. Hal ini tidak menjadi kebiasaan bangsa Indonesia, bagi kita apabila pengambilan keputusan secara bulat itu tidak bisa tercapai dengan mudah, baru diadakan pemungutan suara. Kebijaksanaan ini merupakan suatu prinsip bahwa yang diputuskan itu memang bermanfaat bagi kepentingan rakyat banyak. Jika demokrasi diartikan sebagai kekuatan, maka dari pengamatan sejarah bahwa kekuatan itu memang di Indonesia berada pada tangan rakyat atau masyarakat.
    ·      Penerapan Sila ke-4 Pancasila :
    1)      Sebagai warga Negara dan masyarakat, setiap manusia mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.
    2)      Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi dan golongan.
    3)      Dengan itikad baik dan rasa tanggungjawab menerima dan melaksanakn hasil keputusan musyawarah.
    4)      Tidak boleh memaksakan kehendak orang lain.
    5)      Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
    6)      Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai dalam musyawarah.
    7)      Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung jawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, dan keadilan, serta mengutamakan persatuan dan kesatuan bersama.
    8)      Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan permusyawaratan.

    BalasHapus
  26. Nama : Angelina Hendesa
    NIM : 04011381419200
    MKDU kelompok 4 (kelompok 2 sila ke-2)

    Sila kedua berbunyi "kemanusiaan yang adil dan beradab". Kemanusiaan berasal dari kata manusia, yaitu mahluk berbudi yang mempunyai potensi pikir, rasa, karsa, dan cipta karena potensi inilah manusia menduduki martabat yang tinggi dengan akal budinya manusia menjadi berkebudayaan, dengan budi nuraninya manusia meyadari nilai-nilai dan norma-norma. Adil mengandung arti bahwa suatu keputusan dan tindakan didasarkan atas norma-norma yang obyektif tidak subyektif apalagi sewenang-wenang. Beradab berasal dari kata adab, yang berarti budaya. Mengandung arti bahwa sikap hidup, keputusan dan tindakan selalu berdasarkan nilai budaya, terutama norma sosial dan kesusilaan. Adab mengandung pengertian tata kesopanan kesusilaan atau moral
    Makna Sila kedua (kemanusiaan yang adil dan beradab)
    - Mengembangkan sikap tenggang rasa
    - Saling mencintai sesama manusia
    - Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan
    - Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan
    - Tidak semena-mena terhadap orang lain
    - Berani membela kebenaran dan keadilan
    - Mampu melakukan yang baik demi kebenaran
    - Menjaga kepercayaan orang
    - Ramah dalam bermasyarakat

    Sudah berapa persenkah cita-cita dari sila ke-2 itu tercapai? Menurut hasil diskusi kelompok kami yang lalu, kami sepakati bahwa baru 75-80% yang tercapai karena masih banyaknya pengamalan-pengamalan butir-butir pancasila sila ke-2 yang dapat kita
lihat penyimpangannya. Butir-butir sila-2 adalah sebagai berikut :

    (1) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
(2) Mengakui persamaan derajad, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturrunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
(3) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
(4) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
(5) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
(6) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
(7) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
(8) Berani membela kebenaran dan keadilan.
(9) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
(10) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.

    Bagaimana mencapainya ?
Untuk mencapai atau meningkatkan persentase cita-cita rakyat Indonesia pada sila kedua dapat dilakukan dengan cara meningkatkan hukuman bagi yang melanggar terutama pada kasus – kasus diatas , peningkatan pengawasan pada pengeluaran uang negara, dan kebebasan bagi hakim untuk memutuskan hukuman pada pelaku penyimpangan sila tersebut , kebebasan dalam arti tidak adanya faktor eksternal maupun internal yang dapat menpengaruhi pengambilan keputusan.

    BalasHapus
  27. Kelompok 4 (Sila ke 4) Grup MKDU 4 Fakultas Kedokteran UNSRI
    Nama: Egi Nabila
    NIM: 04011381419195

    Pancasila merupakan dasar negara. Didalam Pancasila terdapat nilai-nilai dasar yang mengatur kehidupan kita dalam berbangsa dan bernegara. Termasuk yang terkandung dalam sila ke-4 pada Pancasila. Nilai-nilai tersebut sangat berhubungan dengan hak dan kewajiban Warga Negara indonesia (WNI). Tanpa didasarkan pada nilai-nilai Pancasila tersebut maka tidak akan terpenuhi hak-hak dan kewajiban Warga Negara Indonesia (WNI).
    Pancasila yang digunakan sebagai dasar negara dan ideologi negara. Dimana Pancasila juga digunakan sebagai tolak ukur dalam berpikir dan bertingkah laku. Sila ke-empat, yaitu Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, yang mengandung arti atau makna penerimaan dari rakyat oleh rakyat, untuk rakyat dengan cara musyawarah dan mufakat melalui lembaga-lembaga perwakilan. Dimana sila ke-empat memiliki nilai-nilai demokrasi yang berhubungan dengan hak dan kewajiban Warga Negara Indonesia (WNI) sebagai berikut:
    1. Kerakyatan
    Berarti kekuasaan tertinggi berada ditangan rakyat, berarti Indonesia menganut demokrasi. Yang menjadi dasar hak dan kewajiban Warga Negara Indonesia (WNI) disini adalah kekuatan atau kekuasaan rakyat dalam menentukan kepemimpinan dan kedaulatan bangsa Indonesia.
    2. Hikmat kebijaksanaan
    Berarti penggunaan pikiran yang sehat dengan selalu mempertimbangkan persatuan dan kesatuan bangsa, kepentingan rakyat dan dilaksanakan dengan sadar, jujur, dan bertanggungjawab, serta didorong oleh itikad baik sesuai dengan hati nurani. Yang menjadi dasar hak dan kewajiban Warga Negara Indonesia (WNI) disini adalah ikut andil dalam pelaksanaan pencapaian persatuan bangsa dengan sikap yang baik dan positif.
    3. Permusyawaratan
    Berarti bahwa dalam merumuskan atau memutuskan suatu hal, berdasarkan kehendak rakyat, dan melalui musyawarah untuk mufakat. Yang menjadi hak dan kewajiban Warga Negara Indonesia (WNI) disini adalah memperoleh hasil keputusan musyawarah yang dihasilkan dari keputusan mufakat.
    4. Perwakilan
    Berarti suatu tata cara mengusahakan turut sertanya rakyat mengambil bagian dalam kehidupan bernegara, antara lain dilakukan melalui badan perwakilan rakyat. Yang menjadi hak dan kewajiban Warga Negara indonesia (WNI) disini adalah mendapatkan perlindungan secara damai dan mentaati aturan-aturan Negara.

    Sudah berapa persenkah cita-cita itu tercapai?
    Berdasarkan hasil diskusi kelompok kami (kelompok 4), keberhasilan tercapainya cita-cicita pancasila sila ke 4 sudah tercapi sebesar 65%. Pada saat ini, Pancasila sebagai dasar nedara Indonesia sudah semakin tergeser dari fungsi dan kedudukannya dalam era demokrasi ini. Hal ini karena kurangnya kesadaran bangsa Indonesia terhadap landasan/dasar negara dan hukum yang ada di Indonesia ini. Contohnya sekarang banyak warga masyarakat yang belum terpenuhi hak dan kewajibannya dalam hukum, para wakil rakyat yang merugikan negara dan rakyatnya, masyarakat yang tidak mengormati peraturan yang dibuat oleh pemerintah, Kasus kecurangan pada pemilu, banyaknya keputusan-keputusan lembaga hukum yang tidak sesuai dengan azas untuk mencapai mufakat sehingga banyak masyarakat yang merasa dirugikan, lebih mementngkan kepentingan pribadi daripada masyarakat, timbulnya perilaku KKN, dll.

    Bagaimana cara mencapai terwujudnya sila ke 4 pancasila?
    Salah satu cara untuk mencapainya ialah:
    1. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai dari hasil musyawarah.
    2. Mengeluarkan pendapat dan tidak boleh memaksakan kehendak orang lain.
    3. Mencintai tanah air dan menjunjung rasa persatuan
    4. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan,hak, dan kewajiban yang sama.
    5. Memperoleh kesejahteraan yang dipimpin oleh perwalian.
    6. Ikut serta dalam pelaksanaan pembangunan.
    7. Mempertahankan dan mengisi kemerdekaan.

    BalasHapus
  28. Nama: Sheisa Marinka
    NIM: 04011381419174
    Grup MKDU 4

    Pancasila merupakan pandangan hidup yang berakar dalam kepribadian bangsa, maka ia diterima sebagai dasar negara yang mengatur hidup ketatanegeraan. Pancasila berperan sebagai pengatur sikap dan tingkah laku orang Indonesia masing-masing dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa (Sila-I), dengan sesama manusia (sila II) dengan tanah air dan nusa bangsa Indonesia (Sila-III) dengan kekuasaan dan pemerintahan negara (kerakyatan) dan dengan negara sebagai kesatuan dalam rangka realisasi kesejahteraan (sila-V).
    Dalam era yang hiruk-pikuk ini, eksistensi Pancasila sudah mulai dipertanyakan. Melihat realita yang ada, sulit untuk membuktikan bahwa Pancasila masih menjiwai dan mendarah-daging dalam diri bangsa Indonesia. Pancasila pada saat ini cenderung menjadi lambang dan hanya menjadi formalitas yang dipaksakan kehadirannya di Indonesia.Kehadiran Pancasila pada saat ini bukan berasal dari hati nurani bangsa Indoensia.Bukti dari semua itu adalah tidak aplikatifnya sila-sila yang terkandung dalam Pancasila dalam kehidupan masyarakat Indonesia.

    Sudah berapa persenkah cita-cita itu tercapai?
    Menurut pendapat saya, cita-cita bangsa Indonesia baru tercapai sekitar 50%. Berdasarkan realita yang ada dalam masyarakat, aplikasi sila-sila Pancasila jauh dari harapan.Banyaknya kerusuhan yang berlatar belakang SARA (suku, agama, ras, dan antargolongan), adanya pelecehan terhadap hak azasi manusia, gerakan separatis, lunturnya budaya musyawarah, serta ketidakadilan dalam masyarakat membuktikan tidak aplikatifnya Pancasila. Adanya hal seperti ini menjauhkan harapan terbentuknya masyarakat yang sejahtera,aman, dan cerdas yang diidamkan melalui Pancasila.
    Yang terjadi pada saat ini bukan penerapan Pancasila, melainkan pergeseran Pancasila.Ketuhanan yang menjadi pilar utama moralitas bangsa telah diganti dengan keuangan. Kemanusiaan yang akan mewujudkan kondisi masyarakat yang ideal telah digantikan dengan kebiadaban dengan banyaknya pelanggaran terhadap hak azasi manusia. Persatuan yang seharusnya ada sekarang telah berubah menjadi embrio perpecahan dan disintegrasi.Permusyawarahan sebagai sikap kekeluargaan berubah menjadikebrutalan. Sementara itu, keadilan sosial berubah menjadi keculasan dan keserakahan.

    Bagaimanakah cara untuk mencapai cita-cita bangsa tersebut?
    Menurut saya, cara untuk mencapai cita-cita bangsa haruslah melalui kesadaran pribadi karena meskipun kita setiap hari diajari mengenai pancasila namun jika kita sebagai seorang individu belum sadar akan urgensi dari penerapannya itu juga akan menjadi sia-sia juga.
    Cara-cara yang bisa kita lakukan sebagai seorang individu untuk mencapai cita-cita bangsa yaitu :
    1. Memperdekat diri kepada Tuhan
    Jika kita dekat dengan Tuhan dengan sendirinya kita akan saling menghormati antar pemeluk agama lain sehingga tidak ada lagi masalah yang ditimbulkan akibat masalah agama karena saling menghargai.
    2. Saling menghormati antar sesame manusia
    Jika kita menjunjung tinggi nilai kemanusiaan maka kita akan memiliki tenggang rasa sesama manusia.
    3. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa
    Mengembangkan perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana gotong royong untuk meningkatkan persatuan Indonesia.
    4. Bersikap adil
    Agar dapat mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan social dan tidak merugikan kepentingan umum.

    BalasHapus
  29. Nama : Davin Caturputra Setiamanah
    Kelas : MKDU 4 / Kelompok 1 (Sila 1)
    NIM : 04011381419212
    PDU FK UNSRI 2014

    Pada dasarnya, tujuan Pancasila sila pertama ini adalah untuk merukunkan seluruh umat beragam yang ada di Indonesia. SIla 1 Pancasila juga dimaksudkan agar hendaknya seluruh penduduk Indoensia memeluk agam dan kepercayaan berdasarkan atas kehendak dan kesadarannya. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa menjadi dasar dan menjiwai keempat sila lainnya. Dalam sila pertama ini, terkandung nilai bahwa negara yang didirikan harus mengakui adanya Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena itu, setiap warga Indonesia harus beragama dan bukanlah tidak punya agama dan juga Tuhan (ateis). Sila ini juga mempunyai makna bahwa warga Indonesia harus memiliki sikap toleransi dan tidak berlaku diskriminatif antarumat beragama.
    Berapa persenkah cita-cita akan sila 1 telah tercapai ?
    Menurut saya bisa dikatakan cita-cita akan pengamalan sila 1 Pancasila sudah tercapai sekitar 80-90%. Berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2010, dari total 237.541.326 penduduk Indonesia, hanya 2 persen diantaranya yang sama sekali tidak memeluk agama. Kemudian, menurut saya cita-cita akan “Ketuhanan Yang Maha Esa” tidak dapat tercapai diatas 90 persen karena masih banyak orang di Indonesia yang menggunakan agama hanya sebagai tameng, bukan sebagai ciri khas dan pengamalan pribadi mereka. Perlu diketahui, memeluk agama belum tentu mengamalkan dengan seutuhnya ajaran-ajaran agama yang diteladani. Agama yang dianut dengan sungguh-sungguh dan penuh dengan kesadaran akan memberikan dampak positif bagi masing-masing pribadi. Seperti yang kita tahu, Pancasila sila 1 merupakan landasan penerapan sila ke-2 sampai ke-5, oleh karena itu dengan terlaksananya sila 1 dengan baik maka pengamalan semua sila akan berjalan dengan baik pula.

    Bagaimana cara terwujudnya sila-1 Pancasila?
    Kesadaran akan pentingnya agama juga merupakan salah satu jalan bagi Indonesia agar cita-cita tersebut dapat terlaksana dan terwujud. Selanjutnya, pendidikan agama dari usia dini juga sangat penting. Pendidikan yang dimaksudkan bukan hanya pendidikan secara formal akan tetapi pendidikan secara non-formal. Pendidikan secara non-formal diperoleh dari tempat pertama manusia belajar, yaitu dari keluarga. Di dalam keluarga hendaknya setiap pribdi dapat mengembangkan pendidikan religiusnya, para orangtua diharapkan bisa memberikan pendidikan agama yang sangat mendasar. Walaupun banyak juga yang mengatakan, pada hakekatnya agama tidak boleh dipaksakan, akan tetapi menurut saya keluarga yang baik adalah keluarga yang menujunjung tinggi kesatuan dalam keputusan, salah satunya dalam bidang agama. Kemudian, pendidikan secara formal bisa didapat melalui pendidikan religiositas di sekolah. Pendidikan religiositas berbeda dengan pendidikan agama, pendidikan religiositas lebih menekankan mengenai pandangan setiap agama mengenai problema-problema duniawi yang dihadapi seluruh manusia, sehingga setiap orang tidak hanya terpatok pada ajaran agamanya sendiri namun juga perlu membuka diri dan mengambil sisi positi dari ajaran agama yang lain. Perlu diingat, mempelajari dan mengetahui agama lain bukan pula kita harus menganut agama ataupun kepercayaan tersebut, kita juga perlu memegang teguh agama apa yang sudah kita yakini dan teladani. Mengetahui dan mempelajari agama lain tidaklah salah, dengan berani membuka diri dan menerima hal-hal positif dari agama lain maka dapat pula dikembangkan pribadi yang lebih baik, religius, dan berjiwa sosial. Dengan rakyat Indonesia yang sadar akan pentignya beragama, maka dengan mudahnya akan tercipta masyarakat yang dapat mengamalkan keseluruhan dari nilai-nilai Pancasila, sehingga masyarakt Indonesia dapat disebut sebagai masayrakat madani, yaitu masyarakat beradab yang mampu membangun, menjalani, dan memaknai kehidupannya.

    BalasHapus
  30. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  31. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  32. Nama : NP Ayu Oka Shinta
    NIM : 04011381419188

    Dalam Sila Persatuan Indonesia terkandung nilai persatuan bangsa, dalam arti dalam hal-hal yang menyangkut persatuan bangsa patut diperhatikan aspek-aspek sebagai berikut :



    a. Persatuan Indonesia adalah persatuan bangsa yang mendiami wilayah Indonesia serta wajib membela dan menjunjung tinggi persatuan.

    b. Pengakuan terhadap kebhinekatunggalikaan suku bangsa (etnis) dan kebudayaan bangsa yang memberikan arah dalam pembinaan kesatuan bangsa;

    c. Cinta dan bangga akan bangsa dan Negara Indonesia (nasionalisme).



    Nilai-nilai persatuan yang ada di Indonesia sudah mulai terpupuk dari terjadinya peristiwa Sumpah Pemuda di Batavia (Jakarta) pada tanggal 27-28 Oktober 1928. Di sini sudah ada keinginan untuk memiliki bangsa, tanah air, dan bahasa Indonesia.

    Masyarakat Indonesia juga sudah memiliki tradisi bergotong-royong, yang menciptakan rasa kekeluargaan yang menurut saya tidak dimiliki oleh bangsa lain.



    Apakah cita-cita pada sila ketiga sudah tercapai?



    Menurut diskusi kelompok kami, sudah tercapai sekitar 50-60% dibuktikan dengan berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia serta budaya dan keanekaragaman yang ada di dalamnya serta tertanamnya rasa kekeluargaan yang kuat.

    Tetapi mengapa tidak penuh 100% hal ini karena kurangnya rasa cinta terhadap tanah air yang kadang menimbulkan dampak terpecah-pecahnya masyarakat Indonesia. Hal ini akibat dari kurangnya apresiasi dari masyarakat Indonesia sendiri, kurangnya apresiasi pemerintah terhadap karya anak bangsa. Bukan karya saja tetapi “hak-hak” juga banyak digerogoti oleh kaum-kaum tidak bertanggung jawab.



    Bagaimana mewujudkannya?



    Penerapan sila ini dalam kehidupan sehari-hari, antara lain:

    Dengan melakukan inventarisasi tata nilai tradisional yang harus selalu diperhitungkan dalam pengambilan kebijaksanaan dan pengendalian pembangunan lingkungan di daerah dan mengembangkannya melalui pendidikan dan latihan serta penerangan dan penyuluhan dalam pengenalan tata nilai tradisional dan tata nilai agama yang mendorong perilaku manusia untuk melindungi sumber daya dan lingkungan Di beberapa daerah tidak sedikit yang mempunyai ajaran turun temurun mewarisi nilai-nilai leluhur agar tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh ketentuan-ketentuan adat di daerah yang bersangkutan, misalnya ada larangan untuk menebang pohon-pohon tertentu tanpa ijin sesepuh adat; ada juga yang dilarang memakan binatang-bintang tertentu yang sangat dihormati pada kehidupan masyarakat yang bersangkutan dan sebagainya. Secara tidak langsung sebenarnya ajaran-ajaran nenek leluhur ini ikut secara aktif melindungi kelestarian alam dan kelestarian lingkungan di daerah itu. Bukankah hal ini sudah mengamalkan Pancasila dalam kehidupan masyarakat yang bersangkutan sehari-hari.

    BalasHapus
  33. Azalia Talitha Zahra (04011381419193, Gamma, MKDU 4)
    Sila ke-empat yang mana berbunyi “kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan”. Sebuah kalimat yang secara bahasa membahasakan bahwa Pancasila pada sila ke 4 adalah penjelasan Negara demokrasi.

    Dibawah ini adalah arti dan makna Sila ke 4 yang dibahas sebagai berikut :
    1. Hakikat sila ini adalah demokrasi. Demokrasi dalam arti umum yaitu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Secara sederhana, demokrasi yang dimaksud adalah melibatkan segenap bangsa dalam pemerintahan baik yang tergabung dalam pemerintahan dan kemudian adalah peran rakyat yang diutamakan.
    2. Pemusyawaratan. Artinya mengusahakan putusan secara bulat, dan sesudah itu diadakan tindakan bersama. Disini terjadi simpul yang penting yaitu mengusahakan keputusan secara bulat. Bulat yang dimaksud adalah hasil yang mufakat, artinya keputusan itu diambil dengan kesepakatan bersama. Dengan demikian berarti bahwa penentu demokrasi yang berdasarkan pancasila adalah kebulatan mufakat sebagai hasil kebikjasanaan. Oleh karena itu kita ingin memperoleh hasil yang sebaik-baiknya didalam kehidupan bermasyarakat, maka hasil kebikjasanaan itu harus merupakan suatu nilai yang ditempatkan lebih dahulu.
    3. Dalam melaksanakan keputusan diperlukan kejujuran bersama. Dalam hal ini perlu diingat bahwa keputusan bersama dilakukan secara bulat sehingga membawa konsekuensi adanya kejujuran bersama. Perbedaan secara umum demokrasi di barat dan di Indonesia yaitu terletak pada permusyawaratan. Permusyawaratan diusahakan agar dapat menghasilkan keputusan-keputusan yang diambil secara bulat.

    Sudah berapa persenkah cita-cita itu tercapai?
    Menurut diskusi kelompok kami, presentase tercapainya cita-cita bangsa yang terkandung dalam sila ke-4 sekitar 40%.
    hal ini terjadi karena banyaknya penyimpangan terhadap sila ke-4 Pancasila, seperti halnya
    - Banyak masyarakat yang kurang bisa menghormati adanya peraturan-peraturan yang dibuat oleh pemerintah.
    -Banyak warga Negara/masyarakat belum terpenuhi hak dan kewajibannya didalam hukum.
    - Ketidak transparannya lembaga-lembaga yang ada didalam Negara Indonesia dalam sistem kelembagaannya yang menyebabkan masyarakat enggan lagi percaya kepada pemerintah.
    -Banyak para wakil rakyat yang merugikan Negara dan rakyat, yang seharusnya mereka adalah penyalur aspirasi demi kemajuan dan kesejahteraan Negara Indonesia.
    -Banyak keputusan-keputusan lembaga hukum yang tidak sesuai dengan azas untuk mencapai mufakat,sehingga banyak masyarakat yang merasa dirugikan.
    -Demonstrasi yang dilakukan tanpa melapor kepada pihak yang berwajib.
    -Kasus kecurangan terhadap pemilu, yang melihat bukan dari sisi kualitas, tetapi dari kuantitas.
    -Lebih mementingkan kepentingan pribadi atau golongan daripada kepentingan bersama atau masyarakat.
    -Pejabat – pejabat Negara yang diangkat cenderung dimanfaat untuk loyal dan mendukung kelangsungan kekuasaan presiden.

    Bagaimanakah cara untuk mencapai cita-cita bangsa tersebut?
    Hal yang harus di lakukan sebagai masyarakat adalah :
    1. Sebagai warga Negara dan masyarakat, setiap manusia mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.
    2. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi dan golongan.
    3. Dengan itikad baik dan rasa tanggungjawab menerima dan melaksanakn hasil keputusan musyawarah.
    4. Tidak boleh memaksakan kehendak orang lain.
    5. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
    6. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai dalam musyawarah.
    7. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung jawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, dan keadilan, serta mengutamakan persatuan dan kesatuan bersama.
    8. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan permusyawaratan.

    BalasHapus
  34. Nama : Muhammad Prima Cakra Randana
    NIM : 04011381419170
    Kelompok MKDU 4

    Menurut saya implementasi cita-cita bangsa masih jauh dari 100 persen atau seutuhnya. Masih banyak yang perlu diperbaiki dalam mencapai tujuan kehidupan bangsa. Dikhususkan untuk sila ke-2 "kemanusiaan yang adil dan beradab", sangat terlihat di permukaan praktiknya. Rasa adil menjadi barang mahal kontemporer ini bagi masyarakat Indonesia. Dinamika kependudukan mempertegas ruang strata sosial yang lebih melayani kepentingan tertentu. Menengok media televisi membuat kita muak dengan pelbagai macam bentuk pengekangan rasa keadilan. Bukan menjadi rahasia lagi kalau kini hanya segelintir orang dapat disebut "bahagia". Globalisasi yang diharapkan memfasilitasi kemajuan justru mempertegas perbedaan status sosial.
    Selanjutnya di bidang hukum dan HAM dengan tugasnya sebagai pagar penjaga penegakan keadilan. Telah terbukti negara ini belum mampu menjamin kenyamanan hukum, bahkan hampir semua komponen bangsa mengamini. Wajah Gayus Tambunan “mafia pajak” kelas kakap yang terulang muncul di hadapan publik tanpa rasa malu. Seolah memberitahu dunia bahwa pelanggar hukum bisa terus hidup bahagia usai menghancurkan garis keadilan. Silakan tengok sendiri rumah pemasyarakatan koruptor bagai rumah pribadi lengkap dengan fasilitasnya. Namun di lain pihak, beberapa penjahat kelas teri bahkan yang tidak sengaja melanggar harus rela mendekam berlama-lama hanya karena permasalahan administrasi sepele. Kesimpulannya adalah mereka yang berkuasa dan berharta akan duduk di kursi tertinggi dalam prioritas penegakan hukum dan HAM.
    Kesenjangan juga meliputi perihal ekonomi keuangan hasil dari kesenjangan penegakan keadilan bidang hukum. Dewasa kini gemar terdengar pertumbuhan ekonomi bangsa tergolong pesat, tapi apakah itu menyentuh segenap lapisan masyarakat?. Pepatah “yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin” sudah begitu tampak kebenarannya. Pemukiman kumuh diapit gedung menjulang menjadi bukti sahih kesenjangan kemakmuran dalam diri masyarakat Indonesia. Tidak hanya sampai situ, masih banyak kenyataan-kenyataan pahit mendeskripsikan tanah air kita. Uang dapat membeli keperluan segalanya namun tidak dengan rasa bahagia akan keadilan.

    BalasHapus
  35. Nama: Neydine Addina Yushandra
    NIM: 04011381419185
    Kelas: MKDU 4
    Kelompk: 3 (Sila ke-3)

    Persatuan Indonesia merupakan sila ke-3 dalam Pancasila. Sudah kita ketahui pula bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang multikultural dimana terdapat banyak sekali kebudayaan, suku, dan ras di dalamnya. Semua perbedaan tersebut hanya bisa bergabung mengunakan Persatuan.
    Persatuan sendiri pengertianya adalah mengabung menjadi satu dan mutlak tidak dapat dipisahkan. Contohnya sendiri banyak sekali pulau di Indonesia, apabila berpecah atau memisah membentuk negara baru akan menimbulkan perpecahan atau disintegrasi di Indonesia, konflik pun akan terjadi antara kelompok pro dan kontra. Maka sangantlah dibutuhkan persatuan di Indonesia agar hal tersebut tidak terjadi.
    Makna “ Persatuan Indonesia “dibentuk dalam proses sejarah yang cukup panjang sehingga seluruh bangsa Indonesia memiliki suatu persamaan nasib, satu kesatuan kebudayaan, kesatuan wilayah serta satu kesatuan asas kerokhanian Pancasila yang terwujud dalam persatuan bangsa, wilayah, dan susunan negara.
    Persatuan adalah hal yang terbentuk tidak secara instan begitu saja, melainkan dengan proses yang panjang. Arti Penting Persatuan dan Kesatuan bagi bangsa Indonesia adalah sebagai alat untuk cita-cita proklamasi kemerdekaan yakni masyarakat yang adil dan makmur. Persatuan sangatlah penting bagi sebuah negara yang ingin hidup sejahtera. Dengan persatuan pula sebuah negara bahkan bisa bersatu dengan negara lain. Persatuan juga akan mewujudkan kerjasama yang baik diantara orang di dalamnya.

    Sudah berapa persenkah cita-cita itu tercapai?
    Menurut hasil diskusi kelompok kami, pencapaian cita-cita untuk sila ke-3 adalah sekitar 50-60%. Karena sebagaian bangsa Indonesia sudah menyadari arti penting dari persatuan Indonesia dan menganggap bahwa persatuan Indonesia adalah salah satu hal yang penting dalam usaha untuk memajukan negara Indonesia. Salah satu wujud dari tercapainya cita-cita sila ke3 adalah dengan adanya rasa bangga kita sebagai bangsa Indonesia.Tetapi pencapaian cita-cita ini dapat terhambat karena kemajuan teknologi dan era globalisasi yang semakin cepat pada masa sekarang sehingga sebagian orang akan mementingkan kepentingan pribadi dibandingkan kepentingan bersama seperti membeda-bedakan antara satu ras, agama, golongan dan lain-lain sehingga menimbulkan banyak perselisihan yang mengancam tercapainya persatuan Indonesia seperti perang antarsuku, tawuran dan lain-lain.

    Bagaimanakah cara untuk mencapai cita-cita bangsa tersebut?
    Membangun Persatuan dan kesatuan mencakup upaya memperbaiki kondisi kemanusiaan lebih baik dari hari kemarin. Semangat untuk senantiasa memperbaiki kualitas diri ini amat sejalan dengan perlunya menyiapkan diri menghadapi tantangan masa depan yang kian kompetitif. Untuk dapat memacu diri, agar terbina persatuan dan kesatuan paling kurang terdapat sepuluh hal yang perlu dilakukan:
    1. Berorientasi ke depan dan memiliki perspektif kemajuan;
    2. Bersikap realistis, menghargai waktu, konsisten, dan sistematik dalam bekerja;
    3. Bersedia terus belajar untuk menghadapi lingkungan yang selalu berubah;
    4. Selalu membuat perencanaan
    5. Memiliki keyakinan, segala tindakan mesti konsekuensi
    6. Menyadari dan menghargai harkat dan pendapat orang lain;
    7. Rasional dan percaya kepada kemampuan iptek;
    8. Menjunjung tinggi keadilan; dan
    9. Berorientasi kepada produktivitas, efektivitas dan efisiensi

    BalasHapus
  36. Nama : Rahma kurnia lestari
    Nim : 04011381419189
    Kelas : MKDU4
    Kelompok : 3 (sila ke 3)

    Nilai yang terkandung dalam sila Persatuan Indonesia tidak dapat dipisahkan dengan keempat sila lainnya karena seluruh sila merupakan suatu kesatuan yang bersifat sistematis. Sila Persatuan Indonesia didasari dan dijiwai oleh sila Ketuhanan Yang Maha Esa dan Kemanusiaan yang Adil dan Beradab serta mendasari dan dijiwai sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
    Sila ke -3 ini mempunyai maksud mengutamakan persatuan atau kerukunan bagi seluruh rakyat Indonesia yang mempunyai perbedaan agama, suku, bahasa, dan budaya. Sehingga dapat disatukan memlalui sila ini berbeda-beda tetapi tetep satu atau disebut dengan Bhineka Tunggal Ika.
    Persatuan Indonesia mengutamakan kepentingan dan keselamatan negara ketimbang kepentingan golongan pribadi atau kelompok seperti partai. Hal yang dimaksudkan adalah sangat mencintai tanah air Indonesia dan bangga mengharumkan nama Indonesia. Sila ini menanamkan sifat persatuan untuk menciptakan kerukunan kepada rakyat Indonesia.
    Sila yang mempunyai lambang pohon beringin ini bermaksud memelihara ketertiban yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
    Persatuan Indonesia adalah satu untuk Indonesia walaupun keadaan dimasyrakat sangat penuh perbedaan tetapi harus menjadi satu darah Indonesia dan rela mengorbankan kepentingan golongan demi negara Indonesia. Walaupun sangat kental dengan berbagai budaya yang berbeda tetap harus rukun menjaga kedamaian Bhineka Tunggal Ika.

    sudah berapa persenkah cita-cita itu tercapai?
    menurut kelompok kami 50-60% contoh dari aspek bidang pendidikan yaitu dengan diadakannya pertukaran pelajar antar sekolah di Indonesia, diadakannya lomba-lomba antar sekolah, upacara bersama, perayaan hari ulang tahun kemerdekaan bersama-sama. Dengan upaya penerapan persatuan tersebut maka peserta didik akan mengenal sekolah lain di luar sekolahnya sendiri, sekolah satu dan lainnya akan saling mengisi, serta memupuk rasa persatuan antar pelajar Indonesia.
    Rasa persatuan dan kesatuan tidak hanya ditanamkan pada peserta didik saja, namun bagi para pendidik rasa saling bersatu juga harus tertanam kuat. Guna bekerja sama untuk menciptakan penerus bangsa yang unggul. Serta mempersiapkan tombak-tombak bangsa yang akan berperang melawan persaingan dunia dan kecaman jahat yang mengancam bangsa Indonesia di masa mendatang. Salah satu penerapan persatuan di dunia pengajar adalah di bentuknya PGRI (Persatuan Guri Republik Indoonesia).

    Bagaimanakah cara untuk mencapai cita-cita bangsa tersebut ?
    1. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
    2. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan.
    3. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa
    4. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah airIndonesia.
    5. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,perdamaian abadi dan keadilan sosial.
    6. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

    BalasHapus
  37. Nama : Rafika Novianti
    NIM : 04011381419166
    Grup 4 MKDU kelompok 1 (Sila Pertama)

    Sila Pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa; menuntut setiap warga negara mengakui Tuhan Yang Maha Esa sebagai pencipta dan tujuan akhir, baik dalam hati dan tutur kata maupun dalam tingkah laku sehari-hari. Konsekuensinya adalah Pancasila menuntut umat beragama dan kepercayaan untuk hidup rukun walaupun berbeda keyakinan.

    Negara berkewajiban untuk :
    1. Percaya dan Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
    2. Hormat menghormati dan bekerjasama antar pemeluk agama dan penganut-penganut kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup.
    3. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya.
    4. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain.


    * saling menghargai antar agama tentu merupakan suatu cita-cita yang luhur. Namun apakah cita-cita tersebut telah tercapai?
    menurut saya cita-cita tersebut telah tercapai 50%. karena dilingkungan sekitar saya masyarakat sangat menhargai perbedaan agama. namun disisi lain masih banyak masyarakat yang melakukan perbuatan keji seperti membakar tempat ibadah, menghakimi orang lain, bahkan masih ada golongan orang yang tidak mempercayai keberadaan Tuhan.

    maka dari itu, rakyat Indnesia masih harus banyak belajar dan merenungkan arti dari pedoman hidup mereka. Percuma saja dilantunkan setiap minggu bila dikehidupan sehari-hari tidak diterapkan.

    BalasHapus
  38. Ahmad Reiman
    04011381419179
    Grup 4 MKDU kelompok 3 ( sila ke 3 )

    Sila Ketiga, Persatuan Indonesia; menumbuhkan sikap masyarakat untuk mencintai tanah air, bangsa dan negara Indonesia, ikut memperjuangkan kepentingan-kepentingannya, dan mengambil sikap solider serta loyal terhadap sesama warga negara. menempatkan manusia Indonesia pada persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan Bangsa dan Negara di atas kepentingan pribadi dan golongan. Menempatkan kepentingan negara dan bangsa di atas kepentingan pribadi, berarti manusia Indonesia sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan Negara dan Bangsa, bila diperlukan. Sikap rela berkorban untuk kepentingan negara dan Bangsa, maka dikembangkanlah rasa kebangsaan dan bertanah air Indonesia, dalam rangka memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan sosial. Persatuan dikembangkan tas dasar Bhineka Tunggal Ika, dengan memajukan pergaulan demi kesatuan dan persatuan Bangsa Indonesia.

    Butir-butir implementasi dari sila ke-3 yaitu (a) Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan, dan keselamatan bersama di atas kepentingan pribadi maupun golongan. (b) Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara. (c) Cinta tanah air dan bangsa. (d) Bangga sebagai bangsa Indonesia bertanah air Indonesia. (e) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Bhineka Tunggal Ika.

    sebagian poin diatas telah tercapai, namun ada beberapa masalah yang masih kita hadapi saat ini, contohnya perang antar suku, pertentangan POLRI dan KPK, Tawuran pelajar bahkan antar warga. Adapun ajang pertandingan sepak bola, yang seharusnya menyatukan dan mengakrabkan masyarakat malah berujung bentrokan antar kedua tim Supporter, dan masih banyak lagi masalah lainnya.

    Untuk mengantisipasi konflik-konflik di masa yang akan datang, masyarakat yang berpotensi individual seperti itu harus didorong untuk ikut beradaptasi dengan masyarakat dinamis. Jadi, penyelesaian konflik-konflik perlu cara yang spesifik bukan dengan cara kekerasan. Pendekatan yang mungkin dilakukan adalah pendekatan budaya- politik. Pendekatan budaya dapat dilakukan dengan menyerap dan memahami sari-sari budaya kelomok-kelompok masyarakat yang berupa nilai-nilai yang mereka yakini, pelihara dan pertahakan, termasuk keinginan-keinginan yang paling dasar.

    Untuk menanamkan nilai-nilai budaya nasional pada generasi penerus bangsa, instansi-instansi hendaknya menyusun kurikulum tentang pendidikan karakter dan budi pekerti bangsa di sekolah-sekolah. Tujuannya, untuk menjaga nilai-nilai budaya nasional dan penangkal masuknya arus globalisasi. Pendidikan budi pekerti juga diharapkan mampu mencegah timbulnya konflik antar suku bangsa di Indonesia melalui ketahanan budaya.

    BalasHapus
  39. Nama : Ashifa Maulidya Shibly
    NIM : 04011381419194
    Kelas : kelas 4 Gamma 2014 kelompok 4

    Sila ke-empat "Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan". Sila ini merupakan penjelmaan dalam dasar politik negara, negara berkedaulatan rakyat yang menjadi dasar sifat demokrasi Negara Indonesia. Berkat sifat persatuan dan kesatuan dari pancasila, sila ke-empat mengandung pula sila-sila lainnya, sehingga kerakyatannya adalah rakyat yang berketuhanan yang maha-esa, yang berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang berpersatuan indonesia dan yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

    Makna yang bisa diambil dari sila ini tidak lain yaitu mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat dalam hal apapun, tidak memaksakan kehendak pribadi, mengutamakan budaya bermusyawarah dalam mengambil keputusan bersama, dan bermusyawarah sampai tercapainya kata mufakat. Hakikat dari sila ini sebenarnya adalah
    Demokrasi, yang dalam pelaksanaannya peran rakyat adalah yang diutamakan, melibatkan segenap bangsa dalam pemerintahan, Permusyawaratan, dan dalam melaksanakan keputusan bersama diperlukan kejujuran bersama.

    Dalam Pelaksanaannya di kehidupan nyata, menurut saya cita-cita bangsa indonesia dalam menerapkan sikap-sikap yang terkandung dalam sila keempat ini sekitar 40-50%. Alasannya yaitu
    1. Dalam kehidupan berdemokrasi peran rakyat masih sangat kurang , dari yang saya ketahui contohnya dalam pelaksanaan pemilihan umum yang diselenggarakan masih banyak terjadi kendala, fasilitas yang tidak memenuhi, kecurangan dalam pemilihan, dan pengaruh-pengaruh partai politik. lalu kurangnya aspirasi rakyat yang benar-benar di realisasikan. Padahal seharusnya negara harus menghargai dan mengakui kedaulatan rakyatnya dan mengusahakan agar rakyat melaksanakan kedaulatannya secara demokratis tanpa diskrimminasi melalui wakil-wakilnya. Negara seharusnya wajib mendengarkan suara rakyat dan memperjungkan kepentingan seluruh rakyat

    2. Dalam hal pemimpin yang hikmat. adalah pemimpin yang berakal sehat ,rasional, cerdas, terampil, dan kebijaksanaan adalah pemimpin yang berhati nurani,arif, jujur, adil. dalam pelaksannaanya sekarang, yang saya ketahui pemimpin- pemimpin negara jauh dari sikap hikmat-kebijaksanaan diatas, yaitu mengarah pada profesionalitas dalam menghadapi masalah-masalah negara, kebijaksanaan dan kedewasaan dalam menghadapi masyarakat, sikap yang kurang kurang transparan dalam pemerintahan dan sebagainya

    3. Pelaksanaan permusyawaratan, dalam pelaksannannya masih kurangnya rasa saling menghormati,dan sikap yang tidak menerima hasil keputusan.lalu masih banyak hasil dari keputusan yang tidak mempertimbangkan kepentingan bersama yang dalam hasilnya banyak merugikan masyarakat.

    Hal-hal yang bisa dilakukan untuk mencapai cita-cita penerapan sikap sila keempat:
    1. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama diatas kepentingan golongan atau kepentingan pribadi

    2. Sikap rela berkorban demi negara dan bangsa

    3. Mengajak masyarakat untuk peka dan ikut serta dengan keadaan kehidupan politik dan pemerintahan negara

    4. Bersikap jujur dan dan menghormati setiap keputusan yang dihasilkan dalam musyawarah

    5. Menanamkan sikap yang cinta tanah air, dan nasonalisme, menghindari diskriminasi terhadap masyarakat

    6. Berusaha untuk merealisasikan harapan dan aspirasi masyarakat

    7. Bersikap bijaksana,jujur,adil,dan profesional dalam memimpin negara indonesia




    BalasHapus
  40. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  41. Nama : Masayu Shavira Rahmadhani S
    NIM : 04011381419213
    Kelas : kelas 4 Gamma 2014 kelompok 4

    Pancasila merupakn dasar filsafat Negara Republik Indonesia yang secara resmi disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Aguatus 1945 dan tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. Pancasila berisikan cita-cita dari Negara Republik Indonesia yang terdiri dari 5 sila, yg di rancang dan di susun sesuai dengan norma-norma yg dapat dijadikan pedoman bagi rakyat Indonesia. Salah satunya pada sila ke-4 yang berbunyi, “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan”, dimana yang di cita-cita kan yaitu Negara ini dapat memiliki kekuatan hukum pada pemimpin Negara yang dapat berlaku bijaksana dengan memusyawarahkan setiap permasalahan dalam Negara dan dapat mewakili seluruh rakyat Indonesia. Ihwal kerakyatan pertama-tama adalah tentang “segala sesuatu yang mengenai rakyat”. Dalam kehidupan politik nasional, makna kerakyatan kemudian mengerucut pada “demokrasi”. Jadi kerakyatan merupakan segala seuatu yang mengantarkan kita mewujudkan cita-cita selurih rakyat Indonesia untuk mencapai keadilan sosial.
    Menurut saya di kehidupan berbangsa yang saya rasakan sekarang sudah tercapai 50% dimana yang kita tau di Negara Indonesia kepemimpian masih belum mendasar pada individu di lingkungang masyarakat. Banyak pemimpin yang tidak bijaksana. Agar semua itu tercapai dibutuhkan kepercayaan dak ke selektifan dalam memilih individu yang memang di dalam hatinya ingin Indonesia menjadi lebih baik dan juga ingin negara ini mencapai cita-cita bersama.

    BalasHapus
  42. Kelompok 3 Grup 4 MKDU Fakultas kedokteran
    Darmawan
    04011381419190
    Persatuan berasal dari kata satu yang berarti utuh tidak terpecah belah persatuan berarti bersatunya bermacam corak yang beraneka ragam menjadi satu kebulatan. Indonesia mengandung dua makna yaitu makna geograpis dan makna bangsa dalam arti politis. Jadi persatuan Indonesia adalah persatuan bangsa yang mendiami wilayah Indonesia. Bangsa yang mendiami wilayah Indonesia bersatu karena didorong untuk mencapai kehidupan yang bebas dalam wadah Negara yang merdeka dan berdaulat, persatuan Indonesia merupakan paktor yang dinamis dalam kehidupan bangsa Indonesia bertujuan memajukan kesejahteraan.
    umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa serta mewujudkan perdamaian dunia yang abadi.
    Persatuan Indonesia adalah perwujudan dari paham kebangsaan Indonesia yang dijiwai oleh sila I dan II. Nasionalisme Indonesia mengatasi paham golongan, suku bangsa, sebaliknya membina tumbuhnya persatuan dan kesatuan sebagai satu bangsa yang padu tidak terpecah belah oleh sebabapapun.
    Hakekat pengertian itu sesuai dengan pembukaan UUD1945 alenia ke empat dan pasal-pasal 1,32,35,dan 36 UUD 1945

    BalasHapus
  43. Nama : Sheisa Marinka
    NIM : 04011381419174
    Gamma
    Grup MKDU 4, Kelompok 2

    Sebagai suatu dasar filsafat negara maka sila-sila Pancasila merupakan suatu sistem nilai, oleh karena itu sila-sila Pancasila itu pada hakikatnya merupakan suatu kesatuan. Meskipun dalam sila-sila terkandung nilai-nilai yang memiliki perbedaan antara satu dengan lainnya namun kesemuanya itu tidak lain merupakan suatu kesatuan yang sistematis.

    Dalam pembahasan kali ini, kami akan membahas secara khusus mengenai sila kedua yaitu Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Dalam sila kemanusiaan terkandung nilai-nilai bahwa negara harus menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang beradab. Oleh karena itu, dalam kehidupan kenegaraan terutama dalam peraturan perundang-undangan negara harus mewujudkan tercapainya tujuan ketinggian harkat dan martabat manusia, terutama hak-hak kodrat manusia sebagai hak dasar (hak asasi) harus dijamin dalam peraturan perundang-undangan negara.

    Dalam kehidupan kenegaraan harus senantiasa dilandasi oleh moral kemanusiaan antara lain dalam kehidupan pemerintahan negara, politik, ekonomi, hukum, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan serta dalam kehidupan keagamaan. Oleh karena itu, dalam kehidupan bersama dalam negara harus dijiwai oleh moral kemanusiaan untuk saling menghargai sekalipun terdapat suatu perbedaan karena hal itu merupakan suatu bawaan kodrat manusia untuk saling menjaga keharmonisan dalam kehidupan bersama.
    Nilai kemanusiaan yang adil mengandung suatu makna bahwa hakikat manusia sebagai makhluk yang berbudaya dan beradab harus berkodrat adil. Hal ini mengandung suatu pengertian bahwa hakikat manusia harus adil dalam hubungan dengan diri sendiri, adil terhadap manusia lain, adil terhadap masyarakat bangsa dan negara, adil terhadap lingkungannya serta adil terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
    Sudah berapa persenkah cita-cita bangsa Indonesia pada sila ke-2 tercapai?
    Berdasarkan diskusi kami, cita-cita bangsa Indonesia pada sila ke-2 baru tercapai sekitar 75-80%, hal ini dikarenakan dari beberapa butir isi dari sila ke 2 Pancasila kita dapat merasakan adanya degradasi (kemunduran) perilaku masyarakat Indonesia. Pada butir pertama kita diharapkan dapat mengakui dan memperlakukan sesama sesuai dengan harkat martabatnya sebagai mahluk Tuhan. Pada era sekarang ini hal ini tampak sangat sulit sekali ditemui, banyaknya prilaku chaos di dalam masyarakat membuktikan bahwa butir pertama ini sudah dilupakan. Sama seperti butir pertama, butir-butir dari sila ke dua Pancasila sudah mulai tidak diperhatikan oleh masyarakat dalam kehidupan bernegaranya.
    Sebagai warga Negara kita memiliki kewajiban untuk hidup bernegara sesuai dengan dasar-dasar Negara kita. Prilaku-prilaku yang menyimpang seperti adanya sikap premanisme yang brutalmenunjukkan bahwa perlunya pendidikan kewarganegaraan bagi masyarakat baik itu di jenjang pendidikan formal ataupun pendidikan berwarga Negara di dalam lingkungan masyarakat.
    Berikut merupakan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulangi penyimpangan pada sila ke-2 :
    1. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
    2. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya. Maknanya adalah tidak ada perbedaan di antara mereka dalam status derajat, hak dan kewajiban dengan sebab dien (agama).
    3. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia. Pancasila mengajarkan pemeluknya untuk mencintai orang-orang Nasrani, Budha, Hindu, Konghucu, kaum sekuler, kaum liberal, para demokrat, para quburiyyun, para thaghut dan orang-orang kafir lainnya.
    4. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
    5. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.

    BalasHapus
  44. Widya Audisti
    04011381419182
    Group 4 MKDU (sila ke-2)

    Sila Kedua, Kemanusiaan yang adil dan beradab; mengajak masyarakat untuk mengakui dan memperlakukan setiap orang sebagai sesama manusia yang memiliki martabat mulia serta hak-hak dan kewajiban asasi. Dengan kata lain, ada sikap untuk menjunjung tinggi martabat dan hak-hak asasinya atau bertindak adil dan beradap terhadapnya.

    Sila ke-dua Pancasila ini mengandung makna warga Negara Indonesia mengakui adanya manusia yang bermartabat (bermartabat adalah manusia yang memiliki kedudukan, dan derajat yang lebih tiinggi dan harus dipertahankan dengan kehidupan yang layak), memperlakukan manusia secara adil dan beradab di mana manusia memiliki daya cipta, rasa, karsa, niat dan keinginan sehingga jelas adanya perbedaan antara manusia dan hewan.

    Jadi sila kedua ini menghendaki warga Negara untuk menghormati kedudukan setiap manusia dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing, setiap manusia berhak mempunyai kehidupan yang layak dan bertindak jujur serta menggunakan norma sopan santun dalam pergaulan sesama manusia. Butir-butir sila ke-dua adalah sebagai berikut :

    1. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antar sesama manusia.
    Saling mencintai sesama manusia.
    2. Mengembangkan sikap tenggang rasa.
    3. Tidak bersikap semena-mena terhadap orang lain.
    4. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
    5. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
    6. Berani membela kebenaran dan keadilan.
    7. Merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia, karena itu perlu mengembangkan sikap saling menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.

    Makna dari sila ini diharapkan dapat mendorong seseorang untuk senantiasa menghormati harkat dan martabat oranglain sebagai pribadi dan anggota masyarakat. Dengan sikap ini diharapkan dapat menyadarkan bahwa dirinya merupakan makhluk sosial yang mempunyai hak dan kewajiban yang sama. Atas dasar sikap perikemanusiaan ini, maka bangsa Indonesia menghormati hak hidup bangsa lain menurut aspirasinya masing-masing. Dan menolak segala bentuk penjajahan di muka bumi ini. Hal itu dikarenakan berlawanan dengan nilai perikemanusiaan


    Bagainana untuk mewujudkanya?

    (1) Negara untuk mengakui dan memperlakukan semua warga sebagai manusia yang dikaruniai martabat mulia dan hak-hak serta kewajiban kewajiban asasi

    (2) Semua bangsa sebagai warga dunia bersama-sama membangun di dunia baru yang lebih baik berdasar kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial

    BalasHapus
  45. Eadiva Putri Prayuri Titalia
    04011381419176
    Kelompok 4 MKDU - Gamma 2014 (Sila ke-5)

    Menurut saya, makna sila ke-5 yang berbunyi “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”, mengajak masyarakat aktif dalam memberikan sumbangan yang wajar sesuai dengan kemampuan dan kedudukan masing-masing kepada Negara demi terwujudnya kesejahteraan umum. Masyarakat Indonesia menyadari hak dan kewajiban bersama untuk menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam hal ini, dikembangkan perbuatan luhur yang mencerminkan sikap dan suasana keadilan, kekeluargaan, dan kegotongroyongan.

    Menurut pendapat saya makna sila ke-5 dalam segi hukum, “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” yang merupakan sila ke-5 masih banyak yang belum tercapai, seperti ketidakadilan hukum dimana koruptor sudah merugikan Negara bertriliun-triliun rupiah diganjar 9-10 tahun penjara, sedangkan maling kerbau di daerah-daerah dihukum hingga puluhan tahun, ada pula yang dipukuli sampai tidak bernyawa. Kemudian dalam segi agama, masih minimnya toleransi dan solidaritas antarumat agama dan tidak menghargai agama-agama lain, seperti kasus Papua beberapa bulan yang lalu dan belum adilnya aparat dalam menanganinya.

    Jadi menurut saya, presentasi keberhasilan sila ke-5 sekitar 55% karena walaupun sudah terlihat banyaknya kemajuan, akan tetapi masih banyak pula celah pada setiap aspek.

    Upaya peningkatan keberhasilan dengan cara:
    - Perlu ditingkatan sikap adil terhadap sesame
    - Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban
    - Menghormati hak-hak orang lain
    - Pemerintah membebaskan biaya kesehatan dan mengutamakan pelayanan kesehatan terhadap warga yang kurang mampu
    - Dalam hal pendidikan, kita dapat mendidik anak sejak kecil untuk bersikap adil dengan tidak memilih-milih teman berdasarkan ras, agama, suku, dan lain-lain

    BalasHapus
  46. Perkenalkan, saya dari tim kumpulbagi. Saya ingin tau, apakah kiranya anda berencana untuk mengoleksi files menggunakan hosting yang baru?
    Jika ya, silahkan kunjungi website ini www.kumpulbagi.com untuk info selengkapnya.

    Di sana anda bisa dengan bebas share dan mendowload foto-foto keluarga dan trip, music, video, filem dll dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi terlebih dahulu. Gratis :)

    BalasHapus